Dokter ini Rela Naik Turun Gunung Selama Puluhan Tahun, Ternyata Demi Wanita-wanita ini
Pengorbanan Dokter menjadi inspirasi jika semua pekerjaan tidak harus melulu hanya sekedar uang, melainkan juga harus didasarkan pada rasa kemanusiaan
Penulis: M. Syah Beni | Editor: M. Syah Beni
Sementara itu, di desa Zao Shi sekarang hanya tersisa sekitar 120 lansia 70-80-an, dan dokter Li akan terlihat sibuk saat cuaca dingin.
Baru-baru ini, nenek Li yang tinggal di desa tersebut mengatakan, bahwa ‘mengi’ atau asma suaminya sekarang kumat lagi, sementara dia sendiri juga mengalami pusing kepala hebat.
Mendengar itu, dokter Li pun tidak peduli lagi dengan makannya, lalu segera mengambil kotak medis dan bergegas ke desa.
Orang tua di desa itu mengatakan, “Hanya tinggal 11 lansia yang lemah seperti kami ini di desa, biasanya tidak peduli apakah memeriksa kesehatan, membelah kayu bakar, membeli garam, daging, kita selalu mencari dokter Li.

Begitu kita meneleponnya, dia pasti akan datang tidak peduli badai angin atau hujan, dokter Li bahkan jauh lebih baik daripada anak kandung sendiri, kami selalu saling menceritakan kondisi masing-masing setiap dokter Li datang, dan kami juga ingin mengundangnya sekadar makan di rumah meski tidak memeriksa kondisi kesehatan.
Meskipun berpenghasilan rendah, berisiko tinggi, kondisi fisik juga secara berangsur-angsur tidak sekuat dulu lagi, sementara anak-anaknya juga telah dewasa, namun, ia masih enggan meninggalkan desa ini.
Li Qinru pernah mengatakan, ia tidak ingin terlalu santai, dan tidak ada keinginan yang tinggi.
Sebagai seorang penduduk desa Zao shi yang lahir dan besar di desa, dia tidak bisa meninggalkan para lansia yang jalannya sudah sempoyongan, dan ia juga tidak tega menyuruh mereka ke rumah sakit yang jauhnya lebih dari 10 km dari desa.
Dia seorang dokter, tidak bisa meninggalkan orang-orang tua di pedesaan dan lepas tangan begitu saja.