Sekampung Kaya Mendadak

Eksklusif: Gara-gara KEK TAA, Warga Desa Ini Jadi Miliarder Mendadak

Banyak mata sekarang mengarah ke warga desa yang kini menjadi milianer baru. Sebab lebih dari 18 orang memperoleh biaya penggantian lebih dari Rp 1 mi

TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
KAWASAN EKONOMI - Sejumlah buruh sedang mengupas kelapa di Kawasan Teluk Payo, Tanjung Api-api, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (30/12/2016). 

Andu, pria keturunan Bugis ini memeroleh uang Rp 700 juta dari pembebasan lahan kebun kelapanya yang tidak sampai 1,5 hektare.

Ada 100an pohon kelapa di lahan itu. Setiap batangnya dihargai sekitar Rp 400 ribu.

“Sehektar lebih yang dibebaskan. Aku beli lahan ini pada tahun 2000, dua hektare setengah hanya Rp 5 juta,” ungkapnya.

Tetapi kondisi saat itu sangat berbeda dengan sekarang.

Belum ada jalan cor dan aspal, warga mengangkut hasil kelapa menggunakan perahu ketek.

Dibawa ke Kenten Laut atau Borang, kemudian dijual ke beberapa pasar tradisional di Palembang.

Andu sekarang masih memiliki lahan sehektare lebih sedikit yang sudah ditanami kelapa siap. Kebun kelapa ini biasa dipanen setiap tiga bulan.

Setiap hektare bisa menghasilkan pendapatan “kotor” sekitar Rp 10 juta.

Selain membuat rumah baru, Adun berencana menggunakan uang itu untuk biaya sekolah anaknya.

“Tidak ada niat pindah Palembang, sebab mata pencaharian di sini. Kalau ada orang mau jual kebun akan dibeli,” tambahnya.

Ia mengakui, sekarang banyak orang mengatakan desa mereka di tahun-tahun mendatang akan semakin ramai.

Bahkan beberapa waktu lalu ia pernah berjumpa dengan orang yang mengambil sampel tanah yang katanya untuk pembangunan jalan tol dan rel kereta api.

Tetapi di beberapa benak warga desa mulai muncul kekhawatiran, apakah mereka masih tetap di sana dan bagaimana nasib mereka nanti.

Sebab selama ini warga desa hanya mengandalkan hidup dari berkebun kelapa.

Pembayaran pembebasan lahan ini terbilang lama.

Sesuai jadwal yang disusun, pembebasan ini sudah dimulai pada 2014 dan ditargetkan selesai pada 2015.

Nyatanya pembebasan hanya sebagian lahan baru terealisasi di akhir 2016.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved