Tak Kunjung Dapat Lahan untuk Digarap, Warga Transmigrasi Terpaksa Kerja Serabutan
Selain itu mendapat seperempat hektar yang diperuntukkan untuk lokasi pemukiman.
"Dari 300 KK, yang dapat lahan usaha I itu gak sampai 50 an. Lahan itu memang sudah terdaftar dalam peta dan waktu itu tidak kena konflik dan pencaplokan lahan," ujar Slamet.
Kebimbangan juga semakin diperparah dengan belum keluarnya sertifikat tanah untuk lahan lokasi pekarangan rumah. Menurut informasi yang didapat warga, sertifikat lokasi rumah sudah dapat namun hingga kini juga belum diserahkan.
Sementara saat ini, status SP II KTM Sungai Rambutan belum dinyatakan sebagai transmigrasi lepas. SP II KTM Sungai Rambutan masih dalam pembinaan.
Sedangkan SP I dan III, sudah lepas bukan lagi status pembinaan sebab persoalan lahan tidak ada masalah.
"Kami tetap akan menuntut hak kami. Bagaimanapun caranya!" janji Slamet.
Tak Berani Pulang
Ibrahim, warga transmigrasi yang juga kepala dusun (Kadus) I telah tujuh tahun bermukim di daerah transmigrasi tersebut.
Rumah berdinding papan dan beralas tanah menjadi tempat berlindung Ibrahim bersama istri dan anaknya.
Angan-angannya untuk hidup sejahtera belum juga tercapai. Padahal ia ikut program transmigrasi karena ingin memperbaiki perekonomiannya.
" Teman-teman saya bisa sukses dalam waktu 3 tahun. Saya sudah lima tahun ikut transmigrasi tapi belum juga ada apa-apanya," ujarnya bercerita.
Ibrahim kini harus menghadapi situasi sulit. Jika terus bertahan di daerah transmigrasi kehidupannya tidak akan berubah. Untuk pulang ke daerah asal sudah tidak mungkin lagi. Terlebih adanya anggapan bahwa orang-orang yang ikut transmigrasi baru bisa pulang ke daerah asal jika sudah sukses.
" Kalau pulang (ke Jawa), nggak lah. Kebanyakan mereka (orang transmigrasi) yang pulang setelah benar-benar sukses," tambahnya.
Meskipun mempunyai lahan untuk digarap namun dalam waktu lima tahun ini lahan tersebut belum menghasilkan apa-apa. Lahan yang ditanami sawit tersebut selalu gagal akibat banjir yang datangnya satu tahun sekali.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari Ibrahim harus bekerja serabutan dari satu tempat ke tempat lain. Dengan cara inilah ia bertahan hidup selama 5 tahun di daerah transmigrasi.
" Ya kalau dikatakan kurang (penghasilan) pasti kurang. Tapi dijalani saja," ungkapnya pasrah.