Kisah Mengharukan Mutmainnah, Anak Supir Angkot yang Mengejar Mimpi Jadi Apoteker

Meski seorang anak supir angkot, Mutmainnah tetap semangat mengejar mimpinya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

ugm.ac.id
Mutmainnah dan keluarga 

TRIBUNSUMSEL.COM - Mimpi menjadi seorang Apoteker semakin dekat dari genggaman Mutmainnah.

Gadis kelahiran 9 November 1997 ini kini resmi menjadi mahasiswa Fakultas Farmasi UGM.

Meski seorang anak supir angkot, Mutmainnah tetap semangat mengejar mimpinya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Dengan rekam jejak akademis yang baik menghantarkan Iin, begitu dia biasa disapa, diterima sebagai mahasiswa baru di Fakultas Farmasi UGM lewat jalur Bidikmisi.

Berbekal beasiswa Bidikmisi itu, selama kuliah Iin dibebaskan dari biaya pendidikan hingga usai.

Dikurip dari ugm.ac.id, Mutmainnah merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Mawardi (65) dan Mahinun (45).

Warga Kampung Baru, Desa Masbagik Utara, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat ini berasal dari keluarga dengan keterbatasan finansial.

Mawardi menjadi tulang punggung keluarga yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot panggilan dengan penghasilan tidak lebih dari Rp50 ribu setiap harinya.

Hasil tersebut sangat pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dengan tiga anak yang semua tengah menempuh pendidikan.

Untuk menjaga agar dapur tetap mengepul, Mawardi bekerja sampingan menjadi tukang parkir.

Mawardi mengaku senang, puteri sulungnya itu bisa diterima kuliah di UGM. Bermimpi kuliah, apalagi di UGM telah menjadi impian puterinya sejak kecil.

“Alhamdulilah, saya hanya bisa berucap syukur. Keinginan anak ingin kuliah akhirnya bisa terwujud,” kata Mawardi saat ditemui di rumahnya baru-baru ini.

Kebahagiaan atas pencapaian puterinya itu tak kuasa ia tahan. Bahkan, ia seperti menjadi seperti orang kurang waras. Pasalnya, setiap bertemu dengan tetangga atau siapapun yang ditemuinya ia tidak berhenti menceritakan kalau puterinya berhasil diterima kuliah di universitas ternama Indonesia yaitu UGM.

“Akhirnya jadi banyak yang tidak memandang kami sebelah mata lagi, anak seorang sopir angkot bisa diterima kuliah di UGM. Roda kehidupan terus berjalan, ada di bawah dan ada saatnya berputar ke atas,” paparnya sembari menitikkan air mata penuh haru seperti dikutip dari ugm.ac.id

Tidak sedikit yang mengulurkan bantuan padanya mulai dari kerabat, tetangga, dan juga teman-temannya untuk mendukung kelancaran puterinya berangkat ke Yogyakarta untuk mengurus berkas-berkas kelengkapan masuk UGM. Bahkan, Wakil Bupati Lombok Timur pun turut memberikan bantuan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved