Mayat Dalam Karung Mengapung di Sungai

Motif Sengketa Lahan Jadi Indikasi Terkuat Pembunuhan Keji Keluarga Tapsir

"Saya dapat informasi itu dari menantunya (Tapsir), Sutar itu, katanya memang pak Tapsir sedang ada konflik lahan, terutama pada dua dari empat kavlin

TRIBUNSUMSEL.COM/DEFRI IRAWAN
Temuan mayat yang kembali terjadi di perairan Air Sugihan menggegerkan masyarakat setempat. Pagi tadi, Sabtu (14/5/2016) sesosok mayat ditemukan warga hanyut mengapung di perairan tersebut. 

Sutar mengira ayah mertuanya itu memiliki kepentingan lain yang lebih mendesak sehingga membatalkan rencana pertemuan di rumahnya guna menyelesaikan sengketa itu. Rumah Tapsir dan Sutar berjarak 500 meter.

Pada Rabu, guru SD Negeri Indrapura merasa kehilangan seorang siswi, Winarti (14), cucunya Sutar, tidak masuk sekolah. Kamis Winarti kembali tidak masuk sekolah. Guru mengirim utusan ke rumahnya, tetapi tidak ketemu siapa pun.

Sampai kemudian, pada Jumat (13/5) pagi, warga menemukan sepasang mayat dalam karung terpisah. Ketika itu warga belum tahu identitas mayat yang kemudian dibawa ke RS Bhayangkara.

Pada Sabtu dan Minggu pagi berturut-turut ditemukan mayat dua anak perempuan diduga cucunya Tapsir, Winarti dan seorang lagi masih berusia 10 tahun.

Pada Minggu sore, Sutar mengecek ke rumah mertuanya, mendapati rumah dalam kondisi berantakan dan banyak ceceran darah di halaman tanah. Dia lapor warga. Kemudian diteruskan ke polisi.

Identitas keempat mayat pun mulai terkuak. Temuan sepasang mayat dalam karung, Jumat itu, diduga Tapsir dan putrinya (ibu kedua cucu itu). Mayat diduga sudah meninggal lebih dari tiga hari.

Tapsir menetap di desa itu berlima dengan istrinya, anak perempuan, dan dua cucu. Sementara menantunya tinggal dan bekerja di Palembang. Minggu itu, warga mencari keberadaan istri Tapsir yang belum ditemukan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved