Terjebak di Kanal Penuh Buaya hingga Dikejar Kobaran Api
Namun, saat menghindari kobaran api yang bergerak cepat, mereka justru terjebak kanal yang dipenuhi buaya.
Panji mengisahkan, pada suatu saat, angin kencang membawa api sehingga para prajurit harus mencari tempat aman. Namun, saat menghindari kobaran api yang bergerak cepat, mereka justru terjebak kanal yang dipenuhi buaya.
"Api yang merambat seperti mahluk hidup, jadi bayangkan saja kita dikejar-kejar api yang hidup. Harus diantisipasi, jangan sampai di belakang kanal buaya di depannya ada api, tinggal pilih saja," ujar Panji, sambil tertawa.
Seperti di kawasan hutan lainnya di Indonesia, hutan di Sumatera Selatan juga dipenuhi berbagai satwa liar. Beberapa yang ditemui saat upaya pemadaman seperti ular piton, ular tanah, babi hutan, hingga beruang madu.

Kabut asap cukup tebal juga berpotensi menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Menurut, Panji, dalam kelompok prajurit yang telah bertugas selama satu setengah bulan di Kabupaten OKI, sebanyak 57 prajurit mengalami gangguan pernapasan akibat asap.
Bekal makanan dan peralatan Para prajurit TNI yang bertugas melakukan pemadaman kebakaran selalu dibekali makanan dan peralatan yang cukup. Setiap kali perjalanan menuju hutan, setiap prajurit membawa makanan kaleng siap saji, biskuit, dan susu untuk menetralisir kadar karbondioksida yang terbawa melalui asap masuk ke dalam tubuh.
Sementara, untuk peralatan, selain alat pemadaman, para prajurit TNI dilengkapi dengan peralatan sesuai standar keamanan seperti topi rimba, water bag, sarung tangan, kaca mata, dan masker agar asap tidak masuk ke rongga pernapasan.
"Ini sudah risiko kami dalam penanggulangan bencana. Kami tidak ingin mengeluh, yang penting dinikmati saja semuanya," kata Panji.
