Berita Lubuklinggau
Dinkes Lubuklinggau Lambat Merespon Keluhan Warga, 4 Orang Terserang Demam Berdarah (DBD)
M Ismail warga Jl Kenanga 1, Kelurahan Senalang, Kecamatan Lubuklinggau Utara II masih terbaring di
Penulis: Eko Hepronis | Editor: M. Syah Beni
Laporan wartawan Tribunsumsel.Com, Eko Hepronis.
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- M Ismail warga Jl Kenanga 1, Kelurahan Senalang, Kecamatan Lubuklinggau Utara II masih terbaring di Rumah Sakit Sobirin milik Kabupaten Musi Rawas (Mura) di Kota Lubuklinggau.
Bocah berusia empat tahun itu sudah menjalani perawatan di RS Sobirin karena terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak tanggal 13 Desember lalu.
Baca: Berstatus Kotamadya, Tapi Dua Kelurahan di Lubuklinggau Susah Sinyal
Maryati (28) ibu Ismail menuturkan tidak menyangka jika putra mengalami penyakit DBD, awalnya ia menduga Ismail hanya terkena demam biasa.
"Awal mula panas tinggi biasa, tapi setelah tiga hari kemudian kaki dan tangan dingin langsung dirujuk ke RS Sobirin," ungkapnya saat dibincangi Tribunsumsel.com, Selasa (18/09/2019).
Ia menuturkan anaknya sempat menjalani perawatan di ruang ICU, beruntung setelah menjalani perawatan kondisinya saat ini berangsur-angsur mulai membaik.
Baca: Lahan Kantor Diklaim Warga, Kepala Desa di Muratara Ini Sudah Setahun Sewa Rumah Dijadikan Kantor
"Kondisinya sekarang sudah bagus kalau hari ini diperbolehkan dokter pulang, rencananya kita mau pulang, karena kondisinya berangsur sembuh," ucapnya.
Ketua RT 01, Kelurahan Senalang Rusmadi mengatakan jika diwilayah tempat tinggalnya sudah empat orang terjangkit penyakit DBD. Dua orang di RT 01 sedangkan dua orang di RT 02.
Ia menuturkan sudah mengajukan fogging ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau dan sudah dilakukan fogging oleh Puskesmas Senalang, hanya saja ia menyayangkan respon fogging baru dilakukan setelah empat orang terserang DBD.
Baca: Video Kehidupan Suku Anak Dalam di Muratara, Tinggal di Rumah Terpal
"Kita mengajukan dari hari Kamis (13/09), namun baru Senin (17/09) kemaren Puskesmas melakukan Fogging, itu pun sore baru dateng, jadi tidak bisa seluruhnya, harusnya secara menyeluruh biar semua jentik nyamuknya mati," tuturnya.
Sementara Kabid Pelayanan Rumah Sakit Sobirin, dr Evi Damayanti MARS mengatakan dari bulan juni lalu sampai dengan pertengahan September pihaknya telah merawat 36 pasien DBD.
"Pasiennya dari Lubuklinggau, Mura, Muratara dan Rejang Lebong. Namun paling banyak dari Lubuklinggau," ujarnya.
Ia menuturkan di zaman yang semakin canggih penyakit DBD sangat mudah dikenali, jika zaman dahulu gejala DBD baru bisa dikenali setelah mengalami demam panas diatas tiga hari.
Baca: Berita CPNS Terbaru : Dapat Kuota 367, Formasi CPNS di Kabupaten Muratara Didominasi Guru
"Sekarang DBD panas satu hari saja sudah bisa dipastikan, caranya melalui pemeriksaan Laboratorium NS1 panas satu hari saja pasien langsung diperiksa, apakah DBD atau tidak," paparnya.
Namun bila jauh dari jangkauan rumah sakit, masyarakat bisa mengenalinya dengan gejala yang ada, seperti gejala anak tidak mau makan, badan panas, harus sesegera mungkin dibawa ke Puskesmas atau dokter keluarga terlebih dahulu.
"Cara pencegahannya melalui diri sendiri yakni imun tubuh makan yang sehat dan hindari rokok, dari lingkungan jangan ada baju bergantungan,sirkulasi udara harus bersih, kemudian siring-siring harus dibersihkan," ungkapnya.