Kasus Intimidasi Dokter RSUD Sekayu

Nasib Siswandi, Ditangkap Gegara Paksa Dokter RSUD Sekayu Buka Masker, Dijerat Pasal Berlapis

Siswandi yang diamankan Polres Muba atas tindakannya viralnya memaksa dokter RSUD Sekayu membuka masker kini dijerat pasal berlapis. 

YouTube Tribun Sumsel/Sripoku/Fajeri
DIJERAT PASAL BERLAPIS -- Tangkap layar video saat Siswandi memaksa dokter RSUD Sekayu membuka masker. Siswandi yang sudah diamankan anggota Polres Muba, Selasa (26/8/2025) malam, kini dijerat pasal berlapis. 

"Ini masalah profesi kami berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali dan dokter tetap dapat menjalankan fungsinga tanpa ada ketakutan,"jelasnya.

Perlu diketahui, sebuah video berdurasi 41 detik yang diunggah akun media sosial Muba Akor mendadak viral dan menuai reaksi warganet.

Video tersebut memperlihatkan momen di ruang perawatan RSUD Sekayu, saat seorang dokter tengah memeriksa pasien.

Dalam rekaman itu, keluarga pasien meminta dokter melepas masker yang dikenakannya.

Namun, sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit, dokter tersebut belum bersedia membuka masker. 

Situasi memanas ketika diduga salah satu anggota keluarga pasien memegang bagian belakang leher dokter sambil memaksa membuka masker.

Akhirnya, dokter itu membuka maskernya, meski masih terlihat ada sedikit pegangan dari pihak keluarga pasien yang meminta penjelasan.

Penjelasan Keluarga Pasien

Setelah viral video dokter di RSUD Sekayu Muba, Sumsel bernama dr Syahpri Putra Wangsa yang dimaki dan dipaksa melepas masker oleh keluarga pasien. Kini, Ismet Syaputra, keluarga pasien tersebutpun muncul dan memberikan penjelasan.

Ia mengaku kecewa karena sang ibu yang dirawat di RSUD Sekayu harus menunggu dokter hingga empat hari sejak masuk rumah sakit.

Padahal ia ingin mendapatkan pelayanan cepat sehinga menempatkan ibunya di kamar VIP.

 “Kami datang hari Jumat, rujukan dari Klinik Smart Medica. Ibu saya dirawat karena diabetes komplikasi. Kondisinya membaik, sadar, demam turun, gula darah stabil setelah dirawat di RSUD Sekayu. Tapi kami diminta menunggu dokter sampai hari Selasa,” ujar Ismet, Rabu (13/8/2025).

Menurutnya, pelayanan yang diberikan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Ingin pelayanan VIP yang diterima sama seperti pelayanan BPJS. 

“Kami memilih pelayanan umum atau VIP karena ingin pelayanan maksimal. Kalau dokter tidak ada saat akhir pekan, apa bedanya dengan BPJS. Sedangkan VIP saja seperti ini,” ungkapnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved