Berita Palembang

Siaga Bencana Hidrometeorologi, Wakapolda Sumsel Ingatkan Kawasan Hijau Harus Dipertahankan

Mengantisipasi potensi akibat bencana Hidrometeorologi, Polda Sumsel gelar apel siaga bencana di halaman Mapolda Sumsel, Rabu (5/11//2025)

Dokumentasi Polda Sumsel
APEL SIAGA -- Wakapolda Sumsel Brigjen Pol Zulkarnain bersama perwakilan Forkopimda meninjau kesiapan personel dalam apel kesiagaan tanggap potensi bencana Hidrometeorologi di halaman Polda Sumsel, Rabu (5/11/2025). Wakapolda Ingatkan Kawasan hijau harus dipertahankan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Mengantisipasi potensi akibat bencana Hidrometeorologi yang diperkirakan terjadi pada bulan November 2025 hingga Februari 2026, Polda Sumsel menggelar apel siaga bencana di halaman Mapolda Sumsel, Rabu (5/11//2025).

Bencana hidrometeorologi adalah jenis bencana alam yang disebabkan oleh faktor cuaca dan iklim, khususnya yang berkaitan dengan air (hidro) dan atmosfer (meteorologi).

Apel siaga ini diikuti jajaran Polda Sumsel, Brimob, TNI AU, TNI AL, TNI AD, Basarnas, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Satgas Tagana, dan Pemprov Sumsel. Apel ini menjadi sinergi antarlembaga dalam menghadapi potensi bencana alam yang terjadi di beberapa bulan ke depan.

Wakapolda Sumsel Brigjen Pol M Zulkarnain mengatakan, mitigasi bencana perlu dilakukan saat sebelum bencana muncul. Ancaman bencana yang disebabkan faktor cuaca dan air bisa saja terjadi jika curah hujan mulai tinggi.

"Kepadatan penduduk, perluasan permukiman dapat mengurangi daya serap tanah untuk menahan hujan. Sehingga perlu mitigasi bersama, kawasan hijau harus kita pertahankan, " ujar Zulkarnain.

Baca juga: Jelang Puncak Musim Hujan, Lintas Sektor di OKU Timur Bersatu Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

Masa tanggap darurat siaga bencana Hidrometeorologi ini, lanjut Zulkarnain, akan berlangsung hingga Februari 2026 dengan total 1500 personel diterjunkan dari Brimob, TNI, Basarnas, BPBD, Polres, serta Pemda setempat.

"Perlengkapan seperti perahu karet dan sarana SAR lainnya juga sudah disiapkan," katanya.

Ia menyebut beberapa daerah yang rawan banjir setiap tahun antara lain OKU Selatan, Muratara, dan Pagaralam. Penyebabnya cukup kompleks, baik karena faktor alam maupun ulah manusia.

"Belum lama ini ada longsor di OKU Selatan tapi sudah kita atasi. Wilayah-wilayah itu memang langganan tiap tahun. Pertumbuhan penduduk membuat kawasan resapan air berkurang. Karena itu kawasan hijau harus dipertahankan," katanya.

Zulkarnain menambahkan pihaknya sedang mendata curah hujan yang mulai tinggi di beberapa daerah, serta meminta Pemda agar memerhatikan wisata-wisata yang menggunakan jalur sungai ataupun darat seperti arung jeram dan pendakian.

"Akan kita himbau lebih berhati-hati. Bahkan kalau memang tidak memungkinkan, tutup sementara," pungkasnya.
 

 

 

Baca berita menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved