Dosen Untag Semarang Tewas

Levi Dosen Untag Cerita AKBP Basuki Adalah Pacarnya, Sempat Dinasihati Hati-hati oleh Senior

 Dwinanda Linchia Levi (DLL) (35), dosen Untag mengakui bahwa AKBP Basuki, yang menjabat Kasubdit Dalmas Ditsamapta Polda Jateng adalah kekasihnya.

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
TIKTOK/dididwi6
DOSEN TEWAS DI HOTEL- Tangkap layar ucapan belasungkawa DLL (35), seorang dosen Universitas 17 Agustus Semarang (Untag) ditemukan tewas di sebuah hotel.  Dwinanda Linchia Levi (DLL) (35), dosen Untag mengakui bahwa AKBP Basuki, yang menjabat Kasubdit Dalmas Ditsamapta Polda Jateng adalah kekasihnya. 
Ringkasan Berita:
  • DLL, dosen Untag Semarang sempat mengakui jika AKBP Basuki adalah pacarnya
  • Ia sempat diingatkan seniornya agar berhati-hati berpacaran dengan polisi
  • Diketahui, AKBP Basuki menjabat Kasubdit Dalmas Ditsamapta Polda Jateng sudah memiliki istri dan anak

 

 

TRIBUNSUMSEL.COM - Dwinanda Linchia Levi (DLL) (35), dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, yang ditemukan tewas di sebuah kamar kostel di Gajahmungkur, Semarang, pada Senin (17/11) sempat mengungkapkan soal hubungan asmaranya.

Korban mengakui bahwa AKBP Basuki, yang menjabat Kasubdit Dalmas Ditsamapta Polda Jateng adalah kekasihnya.

Hal itu terungkap setelah ia diketahui oleh seniornya sempat bersama AKBP Basuki beberapa hari sebelum ditemukan tewas.

Baca juga: 7 Fakta AKBP Basuki Terseret Kasus Tewasnya Dosen Untag di Hotel, Jalin Hubungan Terlarang 5 Tahun

Melansir dari Kompas.com, Kastubi, senior sekaligus kuasa hukum korban, yang mengungkapkan bahwa ia pernah melihat keduanya di kampus.

"Saya lihat dua kali itu," ungkap Kastubi saat ditemui di Untag Semarang, Jumat (21/11/2025).

Kastubi juga melihat langsung saat Basuki menjemput korban di sebuah lokasi setelah keduanya menghadiri acara di Yogjakarta dan Bali.

Kastubi, yang penasaran dengan kedekatan mereka, sempat menanyakan status hubungan Basuki dan Levi.

Levi pun mengakui bahwa oknum polisi tersebut benar kekasihnya.

"Saya ngonangi (mengetahui) dua kali. Itu pacar," ucap Kastubi menirukan jawaban korban.

Tiga hari sebelum kematian Levi, Kastubi memberikan nasihat kepada korban agar berhati-hati ketika menjalin hubungan dengan polisi.

"Wok, hati-hati pacaran dengan polisi. Tapi tau-tau Senin ada berita meninggal," tandasnya.

 

5 Tahun Tinggal Bersama

Sementara AKBP Basuki mengaku sudah menjalin hubungan dengan dosen muda itu sejak 2020 atau 5 tahun.

Dengan demikian, AKBP Basuki dan DLL tinggal bersama meski tidak memiliki ikatan suami istri yang resmi.

Namun, nama dosen muda itu sudah dimasukkan ke dalam Kartu Keluarga (KK) dengan status family lain bersama istri dan satu anak AKBP Basuki.

Hal ini disampaikan AKBP Basuki kepada penyidik Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng.

"Iya, mereka ada hubungan itu (asmara) dan mereka tinggal satu rumah. Ini dibuktikan dari keterangan AKBP B saat dilakukan penyelidikan oleh Propam," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng, Kombes Pol Artanto di  Mapolda Jateng, Kota Semarang, Kamis (20/11/2025), dilansir TribunJateng.com.

Artanto menyampaikan, AKBP Basuki berada satu kamar dengan korban saat peristiwa itu terjadi.

"Iya tahu (detik-detik kematian). Jadi AKBP B ini adalah saksi kunci dari penyelidikan peristiwa pidana maupun kode etik ini," ungkapnya.

Baca juga: Alibi AKBP Basuki Tutupi Hubungan Asmara Dengan Dosen Untag, Sebut Korban Ada Pacar di Jakarta

Kini Bidpropam Polda Jateng memberikan sanksi kepada AKBP Basuki untuk ditahan selama 20 hari mulai 19 November hingga 8 Desember 2025.

Penahanan tersebut dilakukan karena AKBP Basuki melakukan pelanggaran berat yakni sudah berkeluarga tetapi masih menjalin hubungan dengan wanita lain.

"Pelanggarannya adalah yang bersangkutan tinggal dengan wanita tanpa ikatan perkawinan yang sah."

"Perbuatan AKBP B ini adalah merupakan pelanggaran kode etik yang berat karena menyangkut masalah kesusilaan dan perilaku di masyarakat," jelas Artanto.

Sementara itu, Polda Jateng akan melakukan penyelidikan terkait dugaan pidana dalam kasus ini.

Polisi masih mengidentifikasi alat bukti yang ada seperti handphone dan laptop korban.

Polisi juga meminta keterangan saksi lain di antaranya petugas hotel.

"Kami juga menunggu hasil autopsi korban nantinya akan kami gelar perkara untuk menentukan kasus ini ada unsur-unsur pidana atau tidak," imbuh Artanto.

 

Sempat Membantah Punya Hubungan

Sebelumnya, dalam pengakuan AKBP Basuki yang dikutip Tribunjateng.com, Rabu (19/11/2025) ia menjelaskan bahwa dirinya mendampingi DLL karena kondisi kesehatan korban menurun sejak sehari sebelumnya. 

AKBP Basuki menyebut DLL memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan kadar gula yang naik turun, bahkan sempat muntah-muntah pada Minggu sore.

Ia pun mengaku sempat mengantarkan korban ke rumah sakit.

"Saya antar ke rumah sakit dulu. Terakhir saya lihat, dia masih pakai kaus biru kuning dan celana training,” kata Basuki.

AKBP Basuki menegaskan tidak ada hubungan asmara dengan korban.

Baca juga: Chat Terakhir Dosen Untag Sebelum Tewas, Sang Kakak Akui Tak Tahu Hubungan Adik dan AKBP Basuki

Ia pun mengaku terkejut ketika menemukan DLL tergeletak tanpa busana keesokan hari. 

"Saya sudah tua. Tidak ada hubungan seperti yang orang pikirkan,” katanya.

Ia hanya mengenal korban karena rasa simpati sejak orang tua DLL meninggal, bahkan sempat membiayai proses wisuda doktor.

Sementara, Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto menyebut AKBP Basuki saat kejadian menyaksikan detik-detik korban tewas. '

Fakta tersebut bertolak belakang dengan keterangan AKBP Basuki sebelumnya yang menyatakan bahwa dirinya mengetahui kematian korban pada siang hari.

Untuk mengungkap keterlibatan AKBP Basuki, Polda Jateng melakukan penyelidikan kasus dugaan pidananya.

Penyebab Kematian Dosen DLL

penyebab kematian Dwinanda Linchia Levi (DLL) dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) akhirnya terungkap sudah dari hasil autopsi medis.

RSUP Kariadi Semarang sudah memberikan penjelasan terhadap pihak keluarga terkait pemicu tewasnya DLL.

Tak ada tanda kekerasan, namun dokter menemukan indikasi aktivitas berlebihan yang menyebabkan jantung korban pecah. 

 “Hasilnya infonya tidak ada tindakan kekerasan, tapi ada indikasi kegiatan yang berlebihan dan jantungnya sobek. Kami tidak tahu aktivitas berlebihan seperti apa sampai kondisi tubuh korban telanjang dan jantung sobek, ini yang perlu polisi usut tuntas,” ujar Tiwi kerabat dari almarhumah, Rabu (19/11/2025) melansir dari Kompas.com

Mereka juga mempertanyakan bagaimana korban yang dinyatakan dokter memiliki tensi tinggi dan gula darah tinggi bisa melakukan aktivitas berat.

Sebelumnya, Kapolsek Gajahmungkur, AKP Nasoir sempat menguak rekam medis DLL.

Korban diketahui memiliki riwayat penyakit kronis yang mencolok dan berpotensi kematian:

Tensi Tinggi Ekstrem: Korban tercatat mengidap hipertensi dengan riwayat tensi sempat mencapai angka 190 milimeter air raksa 

Gula Darah Sangat Tinggi: Kondisi gula darah DLL juga menunjukkan tingkat yang tinggi, dilaporkan pernah mencapai angka 600 miligram per desiliter.

Hal itu berdasarkan catatan medis korban yang berobat ke rumah sakit Tlogorejo Semarang dua hari berturut-turut sebelum meninggal dunia.

"Penyebab kematian korban diduga karena sakit."

"Sebab, dua hari berturut  (15-16 November) korban berobat ke rumah sakit Tlogorejo Semarang," ucap AKP Nasoir.

Korban hanya menjalani rawat jalan selepas memeriksakan ke dokter.

Sebelumnya, AKBP Basuki sempat menghubungi pihak keluarga.

keluarga baru mengetahui bahwa pengirim nomor asing tersebut diduga dari nomor pribadi AKBP Basuki.

Sementara dikutip TribunJakarta.com. Kuasa Hukum Keluarga Korban DLL, Zainal Abidin Petir mengungkap, gelagat aneh yang kedua AKBP Basuki adalah ia sempat meminta barang pribadi korban seperti laptop dan handphone kepada para penyidik yang melakukan olah tempat kejadian perkara di kamar kos-hotel nomor 210.

Namun, permintaan korban ditolak oleh para penyidik di lapangan. 

"AKBP B ini juga panik di lokasi kejadian. Kami menduga kepanikan tersebut ada sesuatu yang disembunyikan," bebernya.

Dari kasus ini, ia mendesak Polda Jateng agar menangani kasus ini secara professional.

"Polda harus menangani kasus secara transparan dan jangan ditutup-tutupi," katanya.

(*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved