Pembunuhan Kacab Bank di Jaktim

Oknum TNI Terlibat Kasus Tewasnya Kepala Cabang Bank BUMN Bertambah Jadi 3 orang, Ini Sosoknya

TNI terlibat kasus penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu Bank BUMN di Jakarta, bertambah jadi 3

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Youtube Warta Kota Production
KASUS PENCULIKAN KACAB BANK- Salah satu oknum TNI melakukan adegan dalam rekonstruksi kasus penculikan terhadap kepala cabang (kacab) bank BUMN Mohammad Ilham Pradipta (37). Jumlah oknum prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Mohamad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu Bank BUMN di Jakarta, bertambah menjadi tiga orang.  
Ringkasan Berita:
  • Tersangka dari oknum TNI bertambah menjadi 3 dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN
  • Jenazah Mohamad Ilham Pradipta (37), Kacab Bank BUMN di temukan di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi.
  • Tiga oknum TNI terlibat: Kopda Feri Herianto (FH), Serka M Natsir (MN), Serka Franky Yari (FY) alias Pace

TRIBUNSUMSEL.COM - Jumlah oknum prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Mohamad Ilham Pradipta (37), Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu Bank BUMN di Jakarta, bertambah menjadi tiga orang. 

Ketiga prajurit aktif ini, termasuk anggota dari kesatuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus), diduga berperan vital dalam operasi penculikan yang berujung tewasnya korban.

Total tersangka dalam kasus yang didalangi oleh jaringan pembobol rekening dormant ini mencapai belasan orang, di mana tiga di antaranya berasal dari institusi TNI.

Baca juga: Fantastis, Segini Bayaran Serka N dan Kopda FH Diperintahkan Culik Kacab Bank BUMN hingga Tewas

Tiga oknum TNI yang terlibat adalah:

  • Kopda Feri Herianto (FH)
  • Serka M Natsir (MN)
  • Serka Franky Yari (FY) alias Pace

Perkembangan ini terungkap setelah penyidikan intensif yang dilakukan oleh Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya).

"Dapat saya sampaikan bahwa dalam perkembangan penyidikan yang dilakukan oleh Polisi Militer, saat ini tiga oknum prajurit TNI telah ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus tersebut," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Kolonel Inf Donny Pramono, saat dikonfirmasi Selasa (18/11/2025).

Ketiga oknum tersebut telah ditahan di fasilitas tahanan militer untuk menjalani proses hukum sesuai dengan mekanisme peradilan militer.

Gelar Rekonstruksi

Keterlibatan oknum TNI ini sangat krusial dalam klaster eksekusi di lapangan. 

Dalam rekonstruksi yang digelar baru-baru ini di halaman Ditreskrimum PMJ, Jakarta Selatan, kedua oknum TNI, Kopda FH dan Serka N, turut dihadirkan dengan mengenakan pakaian tahanan militer berwarna kuning, terpisah dari tersangka sipil yang mengenakan pakaian oranye.

Namun informasi dihimpun, Serka FY tidak hadir dalam rekonstruksi tersebut dan digantikan oleh pemeran pengganti.
 
Rekonstruksi memperagakan sebanyak 57 adegan. 

Keluarga korban, LPSK, dan jaksa, hingga penyidik POM TNI turut menyaksikan jalannya rekonstruksi sejak awal sampai akhir.

Setiap pelanggaran hukum, kata Donny, akan diproses sesuai ketentuan berlaku.

"TNI Angkatan Darat menegaskan bahwa setiap pelanggaran hukum akan diproses secara tegas sesuai ketentuan yang berlaku, dan kami berkomitmen untuk menangani kasus ini secara profesional dan transparan," pungkasnya.

Awal Mula Penculikan

Semua bermula dari sebuah pertemuan di sebuah warung kopi. 

Tersangka Erasmus Wawo dan kelompoknya berkumpul, lalu menyepakati hari itu sebagai waktu eksekusi terhadap korban.

Dalam rekonstruksi terungkap bahwa Kopda Feri Herianto menyerahkan uang Rp 350 ribu kepada Reviando Aquinas Handi. 

Uang itu digunakan untuk membeli perlengkapan seperti lakban, handuk kecil, masker, hingga beberapa bungkus rokok, peralatan yang kelak dipakai selama penculikan berlangsung.

Baca juga: Kejahatan Lain Dwi Hartono Cs Dalang Penculik Kacab Bank BUMN Jadi Tersangka Bobol Rekening Rp204 M

Setelah persiapan lengkap, lima pelaku yakni Erasmus Wawo, Andre Tomatala, Johannes Ronald Sebenan, Emanuel Woda Bertho, dan Reviando bergerak menggunakan mobil Avanza putih.

Sementara Kopda Feri dan Serka Frengky menggunakan mobil Calya dan berjalan di depan menuju Lotte Mart.

Di tengah perjalanan, Avanza sempat berhenti. Erasmus turun dan menutup dua digit pelat nomor dengan lakban hitam. Tindakan kecil namun krusial itu menunjukkan betapa matang rencana yang sudah mereka susun sebelumnya.

Sesampainya di lokasi, Emanuel melakukan tapping parkir.

Tak lama kemudian mobil Ertiga hitam milik korban ikut masuk. 

Sementara itu, mobil Avanza putih menunggu rapat di belakang mobil korban, sembari Kopda Feri mengabarkan lewat ponsel bahwa target sudah tiba di lokasi.

Ketika korban muncul, Erasmus dan Andre langsung bertindak.

Mereka memaksa korban masuk ke mobil Avanza.

Begitu mobil melaju, korban sempat memberontak.

Erasmus menahannya, memukul paha korban tiga kali, bahkan menghantam jidatnya sambil mengancam agar tak melawan.

Erasmus lalu menghubungi Kopda Feri, dan keduanya sepakat bertemu di Kemayoran.

Di titik tersebut, mereka bertemu mobil Fortuner hitam yang dikemudikan Umri dan ditumoanhi berisi Johanes Joko dan Mochamad Nasir.

Nasir sempat menyarankan agat korban dipindahkan, namun Erasmus menolak karena dianggap terlalu berisiko. 

Tangan Ilham kemudian diikat, dan ketika hendak dipindahkan ke Fortuner, korban sempat berteriak keras, 'tolong, ini penculikan!'.

Teriakan itu langsung dibungkam, sementara paha korban ditendang dua kali.

Setelah pemindahan, Kopda Feri Herianto menyerahkan uang Rp 45 juta kepada Erasmus Wawo sebagai bayaran atas penculikan tersebut.

Baca juga: Ini Alasan Polisi Tak Terapkan Pasal Pembunuhan & Penganiyaaan di Kematian Ilham Kacab Bank BUMN

Uang itu kemudian dibagi kepada lima anggota yang terlibat langsung. 

Di dalam mobil Fortuner, kondisi korban mulai lemah, hanya terdengar erangan kecil dan sedikit gerakan tangan.

Di tengah perjalanan menuju arah Cikarang, posisi sopir digantikan David Setia Darmawan.

Korban Dibuang

Sekitar pukul 00.30 WIB, mobil Fortuner yang membawa korban tiba di lahan kosong di wilayah Kabupaten Bekasi. 

Di sana, korban diturunkan.

Mochamad Nasir melilitkan handuk ke leher korban dan menarik tubuhnya keluar lalu menyeret Ilham hingga dilemparkan ke tanah. 

Setelah membuang korban, mobil para pelaku menuju SPBU untuk berganti pakaian dan rombongan pelaku bertemu di sebuah kafe di kawasan Cibubur.

Jenazah korban pada akhirnya ditemukan di sebuah kebon kosong dengan posisi telungkup dan sebagian kemejanya terangkat di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Kasus yang terencana ini melibatkan 15 tersangka sipil, dua oknum prajurit TNI, dan satu DPO.

Sebagian artikel tayang di Tribunnews.com.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved