Kasus Bullying SMPN 19 Tangsel

Kisah Pilu MH Siswa SMPN 19 Tangsel Diduga Dibully Sejak MPLS, Kini Meninggal usai Sepekan Kritis

Ibu menyebut anaknya, MH siswa SMPN 19 Tangsel diduga jadi korban bullying temannya sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), kini meninggal

|
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Istockphoto/Serghei Turcanu
KORBAN BULLYING MENINGGAL- Gambar Ilustrasi. MH siswa SMPN 19 Tangsel diduga jadi korban bullying temannya sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), kini meninggal setelah sempat kritis selama satu pekan di ruang ICU di RSUP Fatmawati, pukul 06.00 WIB, Minggu (16/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • MH (13), siswa SMP Negeri 19 di Tangerang Selatan meninggal usai jadi korban bullying
  • Sang ibu menyebut putranya diduga dibully sejak masuk sekolah
  • Korban kerap dapat perlakuan intimidasi dari temannya, ditendang, dipukul, bahkan ditusuk dengan sedotan. 

TRIBUNSUMSEL.COM -  Y (38), ibunda dari siswa SMP Negeri 19 di Tangerang Selatan (Tangsel) berinisial MH (13) mengatakan sang anak diduga sejak lama diduga menjadi korban pembullyan temannya di sekolah.

Kabar terbarunya kini, MH meninggal dunia setelah sempat kritis selama satu pekan di ruang ICU di RSUP Fatmawati, pukul 06.00 WIB, Minggu (16/11/2025).

Sang ibunda menyebut anaknya diduga menjadi korban bullying temannya sejak masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Baca juga: MH Siswa SMPN 19 Tangsel Meninggal usai Sepekan Kritis Jadi Korban Bully, Dipukul Pakai Kursi Besi

MENINGGAL DUNIA- Suasana rumah duka Muhammad Hisyam siswa SMP Negeri 19 Kota Tangerang Selatan yang menjadi korban perundungan teman sekelasnya. Muhammad Hisyam meninggal dunia di rumah sakit setelah sepekan dirawat. (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico).
MENINGGAL DUNIA- Suasana rumah duka Muhammad Hisyam siswa SMP Negeri 19 Kota Tangerang Selatan yang menjadi korban perundungan teman sekelasnya. Muhammad Hisyam meninggal dunia di rumah sakit setelah sepekan dirawat. (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). (TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico)

Hal itu terungkap dari perilaku sang anak yang kerap menunjukkan sikap tertutup dan mengalami luka di bagian tubuh.

"Pertama kali itu awalnya pas MPLS. Awal dari MPLS udah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali," ujar Y saat ditemui Kompas.com di Serpong, Tangsel, Senin (10/11/2025).

Korban kerap dapat perlakuan intimidasi dari teman sekelasnya dengan cara ditendang, dipukul, bahkan ditusuk dengan sedotan. 

"Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul," sambung dia.

Menurut Y, tindakan yang diduga bullying itu terus berlanjut hingga Oktober 2025. Puncak kejadian pada Senin (20/10/2025).

Saat itu, kata dia, sang anak mengaku dipukuli oleh orang yang sama dengan kursi besi hingga mengalami benjol di bagian kepalanya.

Namun, korban tidak langsung bercerita kepada keluarga karena takut. Terlebih, kondisi Y yang saat itu baru saja pulang dari ICU karena harus rawat jalan.

"Dia enggak langsung bilang karena hari itu saya juga habis keluar dari ruang ICU, dia takut," kata Y.

Korban baru mengakui yang dialaminya, Selasa (21/10/2025). Saat itu, sang ibu melihat gerak gerik korban yang aneh.

Korban disebut sering linglung saat berjalan, bahkan ia melihat ada yang aneh pada gerak gerik matanya.

Baca juga: Kronologi Siswa SMPN 19 Tangsel Muhammad Hisyam Meninggal Jadi Korban Perundungan Teman Sebangku

Karena penasaran, Y pun menanyakan hal itu kepada MH. Namun awalnya sang anak tidak mau mengaku, hingga akhirnya dipaksa dan baru mengakui dugaan bullying yang dialaminya.

Awalnya, sang anak mengaku hanya dijedotin tetapi karena terus didesak, akhir ia mengaku dipukul dengan menggunakan kursi besi.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved