Berita Viral

Ferry Irwandi Dibela Aktivis Sumarsih, Sebut TNI Jangan Ikut Campur Kebebasan Berpendapat

Membela Chief Executive Officer (CEO) Malaka Project, Ferry Irwandi, Maria Catarina Sumarsih, ibunda Wawan, aktivis yang gugur ditembak aparat

Kolase: Instagram.com/irwandiferry dan Instagram.com/sumarsihmaria
BELA FERRY IRWANDI - (Kiri) Sumarsih aktivis Kamisan saat memberikan komentarnya terkait kasus yang menimpa Ferry Irwandi dan (Kanan) Chief Executive Officer (CEO) Malaka Project, Ferry Irwandi yang 'dibidik' Satsiber TNI karena diduga melakukan tindak pidana. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Membela Chief Executive Officer (CEO) Malaka Project, Ferry Irwandi, Maria Catarina Sumarsih, ibunda Wawan, aktivis yang gugur ditembak aparat pada Tragedi Semanggi 1998.

Diberitakan sebelumnya, Komandan Satuan Siber (Dansatsiber) Tentara Nasional Indonesia (TNI), Brigadir Jenderal (Brigjen) Juinta Omboh Sembiring menuding Ferry Irwandi melakukan tindak dugaan pidana.

Diperoleh dari patroli siber yang dilakukan pihaknya hingga berencana akan menempuh jalur hukum, dugaan temuan itu.

Hingga sekarang, pihak Satsiber TNI belum membeberkan secara rinci dugaan pidana seperti apa yang dilanggar Ferry Irwandi.

Berkenaan dengan masalah ini, Sumarsih dengan tegas meminta Satsiber TNI untuk tidak ikut campur dalam kebebasan berekspresi.

TANTANG AHMAD SAHRONI- Youtuber Ferry Irwandi disorot karena unggahan menantang anggota DPR RI, Ahmad Sahroni bertemu tatap muka, sebut Sahroni menjadi Pemicu Kekacauan Demo
TANTANG AHMAD SAHRONI- Youtuber Ferry Irwandi disorot karena unggahan menantang anggota DPR RI, Ahmad Sahroni bertemu tatap muka, sebut Sahroni menjadi Pemicu Kekacauan Demo (YOUTUBE Ferry Irwandi)

Ia meminta Brigjen Juinta Omboh Sembiring dan jajarannya fokus saja pada bidang pertahanan siber sesuai dengan tugasnya.

"Soal ancaman siber, saya bersama (lembaga) Amnesti dan kawan-kawan pernah menyampaikan agar militer fokus pada masalah ancaman pertahanan siber dari luar negeri."

"Bukan dari ancaman dalam negeri, apalagi ikut campur urusan kebebasan berpendapat. Itu berbahaya," katanya, dikutip dari video yang diunggah di akun Instagram @sumarsihmaria.

Sumarsih dalam pernyataan turut mengungkit kematian sang putra tercinta Wawan.

Ia menceritakan Wawan menjadi korban intervensi militer pada tahun 1998.

Kala itu, sang putra ikut berjuang mencabut dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Dwifungsi adalah doktrin atau konsep peran ganda Angkatan Bersenjata Republik Indonesia di masa Orde Baru, yang berarti selain sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan, ABRI juga aktif dalam aspek sosial-politik dan tatanan pemerintahan negara.

Oleh karenanya, Sumarsih berharap Wawan menjadi korban terakhir intervensi militer, tidak ada Wawan Wawan lain di kemudian hari.

"Kita (juga) harus menolak kembalinya setiap gejala bangkitnya dwifungsi militer," papar Sumarsih.

Sumarsih lebih jauh melihat, ada tanda-tanda bangkitnya dwifungsi militer di kejadian yang menimpa Ferry Irwandi usai 'dibidik' oleh Satsiber TNI.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved