Arti Kata Bahasa Arab

Arti Ahabbul Amali Ilallahi Taala Adwamuha Wa In Qalla, Hadits Amalan yang Paling Dicintai Allah

Dengan melakukan sedikit, kita merasa ringan mengamalkannya, maka tidak ada rasa berat dan malas. Harapannya, bisa setiap hari melakukan

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
GRAFIS TRIBUNSUMSEL/LISMA
AMALAN YANG KONTINU -- Bacaan hadits Ahabbul Amali Ilallahi Taala Adwamuha Wa In Qalla dan artinya, Amalan yang Paling Dicintai Allah. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kalimat Ahabbul A'mali Ilallahi Taala Adwamuhaa Wa In Qalla adalah salah satu hadits nabi, tentang amalan yang paling dicintai Allah.

Amalan yang palig dicintai Allah adalah amalan yang dikerjakan secara terus menerus, konsisten dan istiqomah walaupun itu sedikit.

Simak artikel-artikel Arti Kata Bahasa Arab lainnya, di sini.

Dari  Aisyah Radhiallahu’anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Arab latin:
Ahhabbul A'mali Ilallahi Taala Adwamuhaa Wa In Qalla

Artinya:
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu (terus menerus) walaupun itu sedikit.”

’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. (HR. Muslim no. 783).

Dari hadits tersebut, salah satu inti ibadah adalah konsisten, atau dalam bahasa Arab istiqamah.

Namun konsisten bukanlah hal yang mudah, perlu usaha dan pembiasaan yang terus menerus dilakukan.

Berikut adalah tips agar terus istiqamah dikutip dari laman media sosial FB motivasi penyejuk hati.

1. Usir Malas
 Maka kemalasan dalam ibadah, bisa jadi adalah bagian dari godaan setan kepada kita atas ketaatan kepada Alloh ta’ala.

“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 168)

Maka sebagai hamba yang berusaha istiqomah dan bertakwa di jalan Alloh, maka perlu juga ada siasat yang kita lakukan untuk melawan godaan rasa malas itu.


2. Lakukan amalan mulai dari sedikit demi sedikit.

Masalah utama banyak orang yang sedang seneng-senengnya beramal adalah ingin pahala maksimal, lalu mengambil porsi amal yang besar.

– Kalau sholat sunnah misalnya, mengambil rakaat yang banyak..
– Kalau sedekah, mengeluarkan nominal yang amal besar..
– Kalau dzikir, menggunakan bacaan dzikir yang paling panjang dan banyak jumlahnya..

Semua itu baik saja. Tidak salah. Namun apa gunanya jika lama-lama kita kelelahan, kepayahan, tak sanggup melanjutkan lalu menyerah dan meninggalkan amalan tadi?

Padahal seuatu amalan diukur atau dilihat akhirannya.

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)

Maka saran para ulama, lakukanlah amalan pada mulanya sedikit demi sedikit.

Hal ini berfungsi untuk 2 hal.

Dengan melakukan sedikit, kita merasa ringan mengamalkannya, maka tidak ada rasa berat dan malas.

Harapannya, bisa setiap hari melakukan. Dan setelah berbulan-bulan, akhirnya terekam oleh sel tubuh, oleh otak dan dalam hati, akhirnya jadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, akan sulit dihilangkan.


Selain itu, melakukan amal sedikit di awal adalah untuk mencapai level ikhlas. Mungkin ada yang pertama beramal belum ikhlas, sebab ingin sesuatu,

ingin hajatnya terpenuhi. Tapi ketika rutin melakukannya, maka siapa tahu Alloh bukakan hati kita untuk bisa ikhlas, sebab terlanjur menikmati amalannya, bukan karena ingin lagi mengejar fadhilahnya.

3. Pilah Teman

Memilah dengan siapa kita menghabiskan waktu sangatlah berpengaruh dalam ketakwaan kita. Coba bayangkan, jika antum diberi kesempatan semingguan di satu pondok pesantren, saya yakin, pasti sholatnya barengan para santri tepat waktu di masjid. Habis subuh, pasti malu tidur lagi sebab yang lain pada tadarus.

Bangun kesiangan pasti malu sebab yang lain jam 3 udah tahajud. Sampai mau bertingkah tak pantas pun pasti sungkan sebab ada di lingkungan santri.

Karena memang begitulah manusia. Ia akan tercitra seperti lingkungannya.

Memilah teman bukan berarti memutus silaturahim..

Tetapi hanya memberikan batasan kepada mereka yang cenderung punya pengaruh buruk, agar tidak sering-sering berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam waktu yang lama.

4. Hadiri Majelis Ilmu

Ini penting, karena semakin banyak ilmu yang kita tahu, akan menguatkan hati. Bila pun tak paham, setidaknya, berada dikumpulan majelis ilmu merupakan cara untuk menjaga semangat ketakwaan.


Bisa datang dan meminta nasihat jika sedang lemah iman dan tak tahu langkah.. itu yang terus membuat saya pribadi bisa terjaga. Jika belum punya.

4. Berbuat baik dan berdoa kepada Alloh

Ini tak kalah penting. Hati itu tempatnya lalai. Dalam keadaan apapun berbuat baiklah. Sedang di rumah, bantulah orangtua. Sedang di jalan bantulah orang yang butuh bantuan, pokoknya berbuat baik, selagi sempat maupun sempit baik dengan tenaga maupun harta.

Maka salah satu doa yang dibiasakan oleh Rasulullah Sholallahu’alaihi wassalam adalah

“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik”
(Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)

Agar Alloh berkenan menjaga hati kita untuk tetap istiqomah dalam amal kebaikan.

Demikian penjelasan arti Ahabbul Amali Ilallahi Taala Adwamuha Wa In Qalla, Hadits Amalan yang Paling Dicintai Allah. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Arti Abasa Watawalla, Asbabun Nuzul Surat Abasa, Lengkap Bacaan Surat Tulisan Arab dan Arti

Baca juga: Arti Man Salla Alayya Yaumal Jumati Tamanina Marratan Ghufrat Dalil Keutamaan Sholawat di Hari Jumat

Baca juga: Pengertian Asbabun Nuzul, Jenis-jenis Riwayat, Manfaat dan Contoh, Sebab-sebab Turunnya Ayat Alquran

Baca juga: Kumpulan Dalil Alquran dan Hadits Kewajiban Suami Memperlakukan Istri dengan Kasih Sayang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved