Berita OKU Timur

Warga Resah, Jalan Lintas Martapura–Muaradua di Desa Sablioh Jadi Langganan Banjir Saat Hujan

Penulis: CHOIRUL RAHMAN
Editor: Slamet Teguh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JALAN BANJIR -- Genangan air merendam ruas jalan provinsi di Desa Sabalioh, Kecamatan Bunga Mayang, OKU Timur, Minggu (24/8/2025). Banjir yang kerap terjadi setiap hujan deras ini kembali menghambat akses warga sekaligus jalur penghubung antar kabupaten.

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA – Hujan deras yang mengguyur wilayah OKU Timur dan sekitarnya kembali membuat ruas jalan provinsi di Desa Sabalioh, Kecamatan Bunga Mayang, terendam banjir, Minggu (24/8/2025). 

Genangan air dengan ketinggian hampir setengah meter itu sampai naik ke jalan akses utama penghubung Martapura–Muaradua, sekaligus jalur vital antar Kabupaten OKU Timur dan OKU Selatan.

Kondisi tersebut membuat arus lalu lintas terganggu dan menghambat pengguna jalan.

Motor dan mobil pribadi kesulitan melintas.

Bahkan beberapa pengendara berjalan perlahan agar tidak terjebak jalan yang berlubang yang tertutup air banjir.

Bagi warga sekitar, banjir di jalan sepanjang sekitar 100 meter itu sudah menjadi pemandangan biasa setiap kali hujan deras turun.

Namun, dampaknya tetap terasa berat, terutama bagi mereka yang menggantungkan hidup dari aktivitas harian di luar desa.

Krisna (25), salah seorang warga Desa Sabalioh, menuturkan banjir kali ini kembali menghambat mata pencaharian keluarganya.

Ibunya yang sehari-hari berjualan di pasar tidak bisa beraktivitas lantaran kendaraan tak mampu menembus genangan.

“Kalau hujan deras, pasti banjir. Jalan ini susah dilewati motor, apalagi mobil. Ibu saya sampai tidak bisa jualan karena kendaraannya tidak bisa lewat,” ujarnya, Minggu (24/08/2025).

Baca juga: Hujan Deras Kembali Picu Banjir di OKU, Ketinggian Air Capai 2 Meter, Terdampak ke Puluhan Rumah

Baca juga: BBWS Sumsel VIII Siapkan Anggaran Rp 38 M Untuk Atasi Masalah Banjir di Palembang

Krisna mengaku motornya bahkan sempat terendam air saat nekat melewati jalan tersebut.

Ia khawatir jika kondisi ini dibiarkan berlarut, kerugian warga akan semakin besar, baik secara ekonomi maupun aktivitas keseharian.

Tidak hanya warga Sabalioh, pengguna jalan dari luar desa pun terdampak. Jalur ini sejatinya merupakan salah satu urat nadi mobilitas masyarakat dan distribusi barang antar kabupaten. Setiap kali banjir datang, arus perdagangan dan perjalanan pun ikut terhambat.

Masyarakat mendesak pemerintah segera turun tangan. Mereka menilai solusi jangka panjang perlu dipikirkan serius, bukan sekadar penanganan darurat setiap kali banjir datang.

“Harapan kami pemerintah bisa memperhatikan dan memperbaiki jalan ini, supaya aktivitas warga dan jalur antar kabupaten lancar,” tambah Krisna.

Halaman
12

Berita Terkini