Tak hanya itu, sebelumnya Christian mengungkapkan dirinya siap bertaruh nyawanya demi menuntut keadilan untuk sang anak.
"Saya tuntut pakai hak saya sebagai manusia, ingat itu baik-baik," kata Sersan Mayor Christian saat mengiringi jenazah anaknya di Bandara El Tari Kupang, Kamis (7/8/2025) dikutip dari Facebook @Pilipus Bangngu.
"Ada Sentuh saya, ini sudah nyawa, buka aturan bukan keadilan, nyawa anak saya, saya tentara merah putih," imbuhnya.
Jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), prajurit Yonif TP 834/Wakanga Mere, tiba sekitar pukul 15.30 WITA siang tadi dan disemayamkan di rumah duka untuk ibadat malam penghiburan yang berlangsung mulai pukul 19.30 WITA.
Selama ibadat berlangsung, suasana tetap khidmat dan penuh penghormatan.
Beberapa pelayat tampak memeluk keluarga almarhum untuk memberikan kekuatan dan dukungan.
Tangis pecah ketika peti jenazah dibawa masuk ke rumah duka. Suasana begitu haru. Beberapa anggota keluarga tampak tak kuasa menahan air mata, duduk bersimpuh di samping peti jenazah, memandangi kepergian Prada Lucky yang begitu mendadak dan memilukan.
Rencananya, prosesi pemakaman akan laksanakan pada Sabtu (9/8/2025) Pukul 12.00 WITA. Di TPU Mapoli, Kota Kupang.
Baru 2 Bulan Jadi TNI
Kebahagiaan keluarga Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) hancur sirna setelah prajurit TNI ini tewas diduga menjadi korban penganiayaan seniornya.
Padahal kedua orang tua Prada Lucky baru saja mengantarkan putra tercintanya menjadi anggota TNI.
Prada Lucky baru dua bulan menjadi TNI setelah dilantik di Rindam IX Udayana, Singaraja, Bali pada Juni 2025.
Sang paman, Rafael Davis bercerita bahwa Lucky lulus pada Februari 2025.
Setelah lulus menjadi anggota TNI, Lucky bertugas Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Baru menikmati gajinya sekitar dua bulan," katanya, dilansir dari Tribunnewsbogor.com.