Komandan Brigade Infanteri 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, membenarkan adanya kasus kematian prajurit Yonif TP 834 tersebut.
Ia menegaskan, seluruh proses hukum diserahkan kepada pihak penyidik Polisi Militer.
“Kita serahkan semuanya kepada penyidik dalam hal ini Polisi Militer,” ujar Agus saat dihubungi, Kamis (7/8/2025).
“Tentunya nanti akan ada proses selanjutnya,” lanjutnya.
Pihak Komando Resor Militer (Korem) 161/Wira Sakti juga mengonfirmasi bahwa kasus ini sedang dalam tahap pendalaman.
“Kita masih dalami,” ujar Kapenrem 161/Wira Sakti, Mayor Inf. I Gusti Komang Surya Negara lewat pesan singkat.
Baca juga: Kondisi Terakhir Prada Lucky Namo, TNI di NTT Tewas Diduga Dianiaya Senior, Disebut Ada Luka Sayat
Sementara itu, Komandan Kompi Yonif TP 834, Rahmat, menyebut kasus ini sudah ditangani oleh Sub Denpom IX/1-1 Ende.
Namun, ia enggan memberikan pernyataan lebih lanjut.
“Belum ada hasil penyelidikan, jadi saya tidak berani keluarkan statement,” ucapnya.
Seorang warga yang ikut mengurus jenazah menyebutkan bahwa tubuh Prada Lucky tampak penuh luka, seperti lebam dan sayatan.
Selain itu, beredar pula foto kondisi jenazah yang menunjukkan dugaan penyiksaan fisik.
Pernyataan korban kepada dokter menjadi salah satu bukti krusial dalam proses penyelidikan, menambah sorotan pada isu kekerasan fisik dalam lingkungan militer—terutama praktik senioritas berlebihan.
Baca juga: Prada Lucky Namo Anak TNI di NTT Tewas Diduga Dianiaya Senior, Sempat Beri Pengakuan ke Dokter
Prada Lucky Anak Seorang Anggota TNI
Prada Lucky adalah putra dari Sersan Mayor Christian Namo, anggota aktif TNI yang bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao.
Sebagai prajurit muda, Lucky baru ditempatkan di Yonif TP 834/Waka Nga Mere, satuan baru TNI AD yang berbasis di Desa Tonggurambang, Kecamatan Aesesa, Nagekeo.