Berita OKU Timur

Musim Pancaroba, Demam Berdarah Ancam Warga Semendawai Suku III OKU Timur, Dinkes Turun Tangan

Dalam sebulan terakhir, Puskesmas Trimoharjo mencatat 11 kasus suspek DBD, dengan dua kasus telah dipastikan positif Demam Berdarah.

Dokumentasi Dinkes OKU Timur
PEMBAGIAN SERBUK ABATE -- Petugas kesehatan menyerahkan bubuk abate kepada warga di wilayah kerja Puskesmas Trimoharjo, sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran DBD, Senin (4/8/2025). Pembagian abate dilakukan menyusul ditemukannya jentik nyamuk Aedes aegypti di sekitar rumah pasien. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA -- Di tengah musim pancaroba yang kerap memicu ledakan penyakit, Kecamatan Semendawai Suku III, Kabupaten OKU Timur, mulai merasakan ancaman nyata Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dalam sebulan terakhir, Puskesmas Trimoharjo mencatat 11 kasus suspek DBD, dengan dua kasus telah dipastikan positif berdasarkan hasil laboratorium dan penyelidikan epidemiologi.

Temuan itu langsung memicu respons cepat dari Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur.

Langkah darurat dilakukan untuk menekan penyebaran nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebab DBD.

“Kami langsung lakukan penyelidikan epidemiologi begitu ada pasien dinyatakan positif. Hasilnya, ditemukan jentik nyamuk di sekitar rumah pasien. Karena itu kami langsung terjunkan tim fogging dan membagikan abate kepada warga," ujar Kepala Dinkes OKU Timur, Yakub, SKM., M.Kes., saat dikonfirmasi Senin (4/8/2025).

Langkah itu dilakukan pada Kamis, 31 Juli 2025, menyasar titik-titik rawan yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.

Fogging menyebar ke beberapa wilayah hunian padat penduduk, sementara bubuk abate disalurkan langsung ke rumah warga untuk digunakan di bak mandi, penampungan air, dan wadah lain yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Baca juga: Prakiraan Cuaca OKU Timur Selasa 5 Agustus 2025, Diprediksi Hujan Ringan hingga Udara Kabur

Menurut Yakub, penanganan DBD tidak bisa hanya mengandalkan intervensi dari pemerintah. Keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci penting dalam memutus rantai penyebaran penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini.

“Kami mengimbau warga untuk rutin melakukan 3M Plus,” tegasnya.

Menguras, menutup, dan mengubur barang bekas yang berpotensi jadi sarang nyamuk.

Plus-nya, jangan menggantung pakaian di dalam rumah karena bisa jadi tempat bersembunyi nyamuk,” ujarnya. 

Yakub menekankan, kebersihan lingkungan menjadi fondasi utama untuk mencegah DBD. Menurutnya, upaya sederhana dari masing-masing rumah tangga bisa berdampak besar jika dilakukan bersama-sama.

“Cegah DBD bisa dimulai dari rumah sendiri. Lingkungan bersih, nyamuk pun enggan bersarang,” tutupnya.

Dinas Kesehatan OKU Timur akan terus melakukan pemantauan dan antisipasi di wilayah-wilayah lain yang berisiko, sembari memperkuat edukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan berbasis komunitas.

Mengingat iklim yang tak menentu dan tingginya kelembapan udara di musim pancaroba, ancaman penyakit berbasis lingkungan seperti DBD masih menjadi perhatian serius.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved