Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Haniva Hasna mengatakan, bukti lain seharusnya bisa didapatkan dari ponsel selain sekadar riwayat percakapan.
"Foto-foto, video dan lain-lain mungkin bisa menjadi bukti forensik lain,” ujar Haniva dikutip dari Youtube Metro TV.
Menurut Haniva, gambar atau rekaman orang terakhir yang bersama korban, riwayat lokasi, aplikasi perbankan, catatan pribadi, atau media sosial lain bisa membuka tabir motif kematian Arya Daru.
Oleh karena itu, meski data WhatsApp dan email korban bisa diakses dengan laptopnya, menemukan keberadaan HP Arya Daru juga menjadi penting.
"Jadi alangkah indahnya, alangkah tuntasnya bila ini bisa ditemukan seperti itu,” ucap Haniva.
Diketahui, Arya Daru diplomat muda yang ditemukan tewas di kamar kosnya, kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (8/7/2025).
Saat ditemukan, kepala korban terbungkus plastik dan terlilit lakban.
Posisi tubuh korban berada di atas tempat tidur.
Pintu kamar dalam keadaan terkunci dari dalam.
Kepolisian juga mengungkapkan tidak ada tanda-tanda kerusakan atau kehilangan barang di kosan ADP.
Rekaman CCTV Arya ke Rooftop
Sebelumnya, pada Senin (7/7/2025), Arya Daru sempat terlihat di rooftop lantai 12 Gedung Kemenlu.
Ia berada di sana selama sekitar satu jam 26 menit.