Sehingga dalam CCTV TKP terekam saat dini hari beberapa jam sebelum korban ditemukan meninggal, penjaga kos mondar-mandir di depan kamar kos korban.
Dia mengecek bahkan sesekali mengintip ke kaca kamar kos korban, namun tidak sampai mengetuk atau pun masuk.
Pada 8 Juli 2025 pagi setelah pintu kamar kos korban diketuk tak kunjung merespons, penjaga kos mencungkil jendela dan menemukan korban sudah meninggal dunia.
Soal CCTV Bergeser
Polda Metro Jaya menanggapi asumsi publik terkait Rekaman CCTV aktivitas terakhir Arya Daru Pangayuan beredar dan ramai diperbincangkan di media sosial
Adapun yang menjadi sorotan terkait arah kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) yang memperlihatkan area depan kamar kos diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) itu disebut bergeser.
Rekaman CCTV itu memperlihatkan ADP keluar kamar membawa kantong plastik hitam, lalu kembali masuk, pada Senin (7/7/2025) pukul 23.24–23.26 WIB.
Sementara itu, dalam rekaman CCTV lain yang memperlihatkan penjaga kos bersama seorang pria saat membuka paksa kamar, pintu dan jendela kamar tampak jelas pada Selasa (8/7/2025) pukul 07.37–07.40 WIB.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, penyelidik masih mendalami yang berkaitan dengan hal tersebut.
“TKP itu ada perimeternya juga. Untuk membuat peristiwa itu menjadi utuh, tentunya akan diurut, nanti dari ringnya diperbesar lagi, sehingga ceritanya menjadi utuh, menjadi sebuah fakta yang tidak terbantahkan,” ujar Ade Ary di Polda Metro Jaya, Jumat (11/7/2025), dilansir dadi Kompas.com.
Saat ditanya apa model CCTV yang ada di depan area kamar kos Daru, Ade Ary belum memberikan jawaban pasti.
“Baik, nanti akan kami pastikan ke penyelidik ya. Yang jelas, untuk mengungkap fakta itu, nanti segala macam alat, data, yang diperlukan itu akan dicari, didalami. Termasuk dilakukan pemeriksaan secara laboratoris,” tandas dia.
Janji Kasus Terungkap Dalam Seminggu
Seperti diketahui, Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di kosnya pada Selasa (8/7/2025).
Pria berusia 39 tahun itu ditemukan dengan wajah penuh tertutup lakban hingga seluruh kepala.
Menanggapi hal itu, Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto menyatakan, pihaknya masih mempelajari berbagai bukti yang ada untuk memastikan penyebab kematian tersebut.
"Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik ya, baik CCTV kemudian hasil autopsi dan juga termasuk digital," ucapnya, dikutip Jumat (11/7/2025).
Jenderal bintang dua itu pun berharap bahwa proses ini dapat selesai dalam waktu sekitar seminggu.
"Digital itu dari laptop dan lain-lain. Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan, insyaAllah mudah-mudahan seminggu lagi selesai," tuturnya.
Selain itu, visum juga sedang dipelajari oleh penyelidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
"Ya, saya belum membaca, tapi itu masih dipelajari oleh tim penyelidik dan sekarang sudah diambil alih di tingkat Polda," kata dia.
Ia menambahkan, pihaknya akan terus menggali informasi dari saksi-saksi yang ada.
Namun, dalam kasus ini, visum dan hasil forensik akan menjadi fokus utama, dan bukan hanya keterangan dari saksi.
Karyoto juga menjelaskan, proses digital forensik, seperti pelacakan jejak elektronik dari ponsel atau perangkat lainnya, akan membantu dalam menemukan petunjuk lebih lanjut terkait kejadian tersebut.
"Saksi-saksi nanti kita lihat dikembangkan dari situ. Kalau visum itu bukan saksi, tapi nanti ahli yang akan bicara ya. Kan dia ditemukan sendirian, nanti dari forensik barangkali membuka HP bisa di-trace, ke mana, jam berapa, dia berhubungan dengan siapa, ya" ucap Karyoto.
Terkait dengan status korban yang merupakan seorang diplomat, ia menegaskan, pihaknya tetap akan menangani kasus ini dengan pendekatan yang komprehensif.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebelum Ditemukan Tewas, Diplomat Daru dan Keluarga Siapkan Kepindahan ke Helsinki, Anak-anaknya Sudah Keluar Sekolah"
Baca berita lainnya di Google News
Bergabung dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com