TRIBUNSUMSEL.COM - Agus Salim, korban penyiraman air keras di Jakarta kembali meminta pertolongan kepada Youtuber Pratiwi Noviyanthi.
Padahal sebelumnya, Agus Salim sesumbar mengaku harga dirinya dan keluarga merasa diinjak-injak karena polemik pemindahan uang donasi.
Bahkan, Agus Salim didampingi tim kuasa hukum Farhat Abbas melaporkan Pratiwi Noviyanthi ke Polda Metro Jaya atas dugaan pencemaran nama baik.
Baca juga: Tak Dicover BPJS, Agus Salim Kini Harus Berobat Pakai Uang Pribadi, Berharap Donasi Dikembalikan
Kini, Agus memasang wajah memelas mengeluhkan kondisi pengobatan kepada Pratiwi Noviyanthi.
Ia berharap Pratiwi Noviyanthi tak hanya sekedar tampil di televisi saja.
"Teh Novi, Agus orang sakit lihatlah keadaan Agus, tanya keadaan Agus, Agus gak mau teteh cuma adanya di sosmed doang, kasih tindakan buat Agus, apa yang harus dilakukan," ucap Agus memelas bantuan Novi, dilansir dari Youtube Populer Seleb, Selasa, (5/11/2024).
"Teteh kan orang sosial punya hati nurani, datang ke tempat Agus, teteh tahu kan tempatnya," sambung Agus.
Bukan tanpa sebab, hal itu dilakukan Agus lantaran pengobatannya tak bisa lagi menggunakan BPJS setelah ditolak pihak rumah sakit.
"Apalagi sudah gak bisa lagi pakai BPJS ya mas?" tanya wartawan.
"BPJS udah gak bisa, tapi Alhamdulillah pertolongan Allah ada aja mbak," ungkap Agus.
Baca juga: Farhat Abbas Ngamuk Peringati Eks Pengacara Agus Sebut Mata Sembuh Dikasih Uang Dolar: Stop Fitnah
Agus Salim harus gigit jari lantaran pengobatan kini tak lagi tercover BPJS.
Hal tersebut terungkap setelah Agus Salim menjalani pengobatan matanya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Didampingi sang pengacara Farhat Abbas, Agus Salim harus merogoh kocek pribadi untuk biaya rumah sakit.
Farhat Abbas menjelaskan jika pihak BPJS tidak bisa membiayai Agus Salim karena korban penganiayaan atau kejahatan.
"Kami sudah bertemu dengan BPJS, kamu (Agus) katanya tidak tercover dalam pembiayaan karena korban kejahatan padahal negara telah menyiapkan biaya buat pengamanan untuk menangani kejahatan itu yang besar tapi korbannya tidak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis," kata Farhat.