TRIBUNSUMSEL.COM, PALI -- Ruspali masih sulit menerima kenyataan suaminya, Juleni (42) Penjaga Keamanan (PK) di proyek pembangunan gedung DPRD Kabupaten PALI tewas dibunuh maling besi yang masih keluarganya.
Diketahui, tersangka Agus Susanto alias Bimo (25) adalah menantu yang menikah dengan anak tiri dari kakak kandung Ruspali bernama Sihan.
Kesedihan makin dirasa Ruspali sebab bingung memikirkan nasib ketiga putrinya yang masih sangat membutuhkan sosok dan peran seorang ayah.
Saat ditemui di rumahnya di Talang ojan Kelurahan Talang Ubi Utara Kecamatan Talang Ubi, Ruspali menceritakan bahwa sudah sekitar 5 tahun ini suaminya melakoni pekerjaan sebagai penjaga keamanan, terhitung sejak dimulainya pembangunan gedung Paripurna DPRD PALI.
Ada 3 proyek gedung yang sehari-hari nya dijaga Juleni suami Ruspali di kawasan Talang Kerangan, yakni Gedung Perkantoran DPRD, Gedung Paripurna dan Gedung kantor perizinan yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.
Baca juga: Sosok Juleni Penjaga Keamanan di Pali Tewas Ditusuk Maling yang Masih Keluarganya, Dikenal Baik
Baca juga: Geram Dituduh Maling, Bimo Bunuh Sesama Penjaga Kemananan Proyek di PALI, Masih Berstatus Keluarga
Sebelum bekerja sebagai PK, suaminya dulu bekerja sebagai Petani karet dan tukang ojek.
Dari pekerjaan sebagai PK, Ruspali mengatakan suaminya menerima upah Rp 3 juta perbulan, sehingga membantu perekonomian keluarganya.
Upah tersebut diberikan oleh pemborong (kontraktor) yang mengerjakan proyek pembangunan gedung.
"Untuk upah tergantung dari pemborong nya. Dulu pernah diberikan upah oleh Dinas PUTR sebesar Rp 20 juta setahun. Saat ini diberikan upah Rp 3 juta perbulan," kata Ruspali, Rabu (31/7/2024).
Ruspali juga menceritakan kondisi akhir- akhir sebelum kejadian yang merenggut nyawa suaminya, kerapkali suaminya curhat kepadanya, mengalami pusing karena terbebani dengan pekerjaan nya sebagai PK.
Di mana dalam satu bulan terakhir ini, suaminya mengatakan sering terjadi pencurian barang- barang tempat dia bekerja.
"Sekitar kurang dari 1 bulan sebelum malam kejadian itu, suami saya bercerita telah terjadi pencurian 30 lembar pelat besi ditempatnya bekerja,"ujarnya.
Padahal menurut Ruspali, pelat besi tersebut sudah dimasukan ke dalam gedung oleh dirinya bersama suaminya karena takut hilang dicuri orang.
Dengan adanya kasus pencurian itu, Juleni mengeluhkan dan bercerita kepada istrinya,"aku pening Li, di tempat begawe sering kehilangan barang Li, pelat besi yang kita masukan didalam ruangan, sama tabung gas panjang untuk ngelas, sudah hilang dicuri orang Li, sudah diadukan ke kantor. Tapi aku Idak takut, aku Idak maling. Yang Kito gaweke cuma masukan barang itu ke dalam ruangan. Tapi saat aku cek barang itu sudah hilang," ungkap Ruspali menceritakan keluhan suaminya karena sering terjadi pencurian di tempatnya bekerja.
Sejak saat itulah Ruspali melihat suaminya terbebani dan berusaha mengungkap pelaku pencurian tersebut.
Karena menurut Ruspali suaminya merasa tertuduh dan merasa bertanggung jawab atas kehilangan barang yang berada ditempat dia berjaga.
Ruspali juga akhir- akhir ini melihat suami nya stress memikirkan siapa pelaku pencurian plat besi di tempatnya bekerja.
Juleni juga sempat mengatakan kepada Ruspali kalau suaminya bisa dikenakan penggantian terhadap barang-barang yang hilang tersebut.
"Sempat dia nelpon orang yang sedang mengerjakan plat tersebut. Suami saya bilang, bagaimana pelat ini hilang, tidak apa kalau mau dilaporkan, aku siap bertanggung jawab," tutur Ruspali mengenang sebelum kepergian suaminya untuk selama-lamanya.
Namun, meski suaminya sudah berusaha keras berupaya mengungkap kasus pencurian tersebut.
Pelaku pencurian belum juga terungkap sehingga membuat suaminya resah.
Ruspali juga mengungkap detik-detik terakhir sebelum suaminya tewas ditangan tersangka yang dipergoki nya mencuri besi ditempatnya bekerja.
Ruspali mengatakan, pada hari Minggu (28/7/2024) sore, sebelum kejadian. Suaminya mengatakan kepada Ruspali dan meminta saran dari istrinya, jika pelaku pencurian tersebut datang lagi.
"Dia mengatakan, Li kalau sore ini tebakan maling itu datang lagi. Jadi giman Li pendapat kamu. Terus aku bilang ke suami aku, begini saja pak, kalo bapak memang nak memergoki pencurian itu, bapak tuh datanglah sekitar jam setengah 6 sore, dan bapak itu sembunyi, bapak pegang Hp, rekam atau foto saat maling itu mau ambil barang di situ,"kata Ruspali kepada suaminya saat itu.
Kemudian Juleni pun menuruti saran dari istrinya dan berangkat ketempatnya bekerja, sementara Ruspali melakukan aktivitas olahraga sore itu.
Lalu sekitar jam 7 malam, Juleni datang bersama rekannya Anwar menemuinya di tempat orang tuanya, dan mengatakan kalau suaminya telah memergoki pencurian itu.
Suaminya juga mengatakan kalau pencuri yang dipergoki nya tersebut adalah Bimo.
Saat dipergoki Bimo yang sedang memikul besi curian tersebut kabur ketika melihat suaminya.
Ruspali mengatakan suaminya sempat mengambil foto barang bukti yang dicuri, motor pelaku dan temannya yang menunggu dimotor yang masih anak dibawah umur berinisial R.
"Saat memberikan Hp nya kepada saya, suami saya mengatakan Li awas Hp itu pegang benar-benar, di Hp ini banyak bukti, ada bukti foto sendal, ada motor dan ada Rangga," ungkap Ruspali.
Setelah menceritakan kepada Ruspali dan orang tua Ruspali kalau dia memergoki Bimo mencuri, suaminya berniat ingin menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan dan mengigat kan Bimo agar tidak mencuri lagi ditempatnya bekerja.
Kemudian suaminya bersama Anwar pergi lagi ketempat barang bukti besi yang dicuri itu dibuang dengan maksud akan mengembalikannya ketempat semula.
Setelah itu, Ruspali juga melihat di WhatsApp suaminya, kalau ada panggilan telepon dan chat WhatsApp dari Bimo sekitar pukul 19.01 Wib sebelum kejadian tersangka menusuk suaminya hingga tewas.
"Ada panggilan telepon namun tidak terjawab oleh suami saya, dan chat WhatsApp dari Bimo mengatakan, dimana mang, ini Bimo, temui aku jangan ngomong dengan mertua aku. Itulah isi pesan Wa Bimo sebelum kejadian.
Namun selang berapa lama, sekitar jam 8 lewat, kabar yang tak diinginkannya pun terjadi.
Di mana Anwar datang berlari menemuinya di rumah orangtuanya, kalau suaminya harus segera dibawa kerumah sakit, karena mengalami luka tusuk dan banyak mengeluarkan darah.
"Anwar mengatakan kepada saya, kalau suami saya terlibat cekcok dengan Bimo, dan dituja oleh Bimo. Saya sempat histeris dan langsung bergegas menuju tempat yang diceritakan Anwar," ucapnya.
Saat di TKP ia melihat suaminya sudah tergeletak bersimbah darah, ia bersama Anwar meminta tolong kepada warga untuk membawa suami nya ke rumah sakit.
"Saya langsung histeris dan berteriak, Yaa Allah, apo salah keluarga aku, sampe terjadi cak ini," ucapnya sambil berurai air mata.
Ia juga mengatakan kakak kandung Ruspali bernama Sihan saat itu ada juga di TKP, namun tidak mau menolong.
Ruspali kemudian meminta bantuan warga untuk membawa suaminya menggunakan motor berboncengan dengan Anwar.
Sementara Ruspali menyusul dari belakang menuju ke rumah sakit Pertamina.
Namun ketika sampai di rumah sakit, malang tak bisa ditolak, suaminya telah dinyatakan meninggal dunia.
"Saat tiba dirumah sakit, saya dibilangin oleh satpam, bu suami ibu sudah meninggal dunia. Perasaan saya sudah tidak menentu saat itu, langsung jatuh terduduk dan mengatakan kepada Ayuk saya, yuk tolong urus laki aku, aku dak sanggup melihat nya," ungkap Ruspali terisak tangis mengigat kejadian tersebut.
Ruspali sangat terpukul, bentuk komitmen dan tanggung jawab suaminya dalam bekerja ternyata berujung duka lara.
Ia tak menyangka kejadian ini membuat dirinya bersama ketiga Putrinya yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga harus berpisah untuk selama- lamanya.
Ruspali juga mengaku kecewa, karena tidak adanya bentuk kepedulian dari pihak kontraktor yang mempekerjakan suaminya. meski suaminya menaruhkan nyawanya agar barang-barang material bangunan yang dijaga suaminya tidak hilang dicuri orang.
Sampai saat ini, setelah suaminya meninggal dunia, tidak ada satupun pihak kontraktor yang mempekerjakan suaminya, maupun dinas terkait datang menemuinya.
"Saya bingung, gimana nasib ketiga Putri kami, 2 orang putri kami masih sekolah, SD dan SMP. Saya kecewa, nyawa suami saya tidak ada harganya sama sekali," tukasnya.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel