"Anakku Tuhan, kenapa enggak diperbolehkan kami saksikan anak kami dibedah, tolong Tuhan, ada apa ini sebenarnya, Aldiku! Sampai mati anakku Tuhan," kata ibunda Aldi seraya berteriak.
Ibu Aldi juga tak terima dirinya dilarang mendekati jasad sang putra.
"Dari mulai hari kematiannya hari sabtu, sampai sekarang baru bisa di autopsi, saya tidak mengerti kenapa sampai sekarang sampai berapa hari ditahan anak saya, sampai busuk sampai nggak bisa saya cium, nggak bisa saya pegang anak ku sampai nggak bisa, Tuhan mohon keadilan pak Jokowi," teriak ibu korban sambil histeris di depan kamar jenasah RS Bhayangkara Medan.
Kakak Aldi, Monalisa juga mengungkap hal tersebut lewat sosial medianya.
Bahkan dokter yang ditunjuk oleh keluarga korban untuk ikut melihat proses autopsi juga ditolak oleh Dokter Forensik.
"Sekarang jenazah sedang di autopsi di RS Bhayangkara Medan
Tapi dari PIHAK KELUARGA TIDAK DIPERBOLEHKAN IKUT MENYAKSIKAN PROSES AUTOPSI
Sementara kami pihak keluarga sudah memberi opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk keluarga tapi tidak diterima oleh DOKTER FORENSIK DESI dah bahkan ruangan bedah dikunci rapat dan dikawal penjaga
Kami tidak diperbolehkan mendokumentasikan jenazah dari mulai pembukaan peti sampai di autopsi," tulis kakak Aldi.
Disisi lain, Monalisa membongkar gelagat sang adik sebelum tewas.
Saat itu sang adik bertingkah biasa sehingga dirinya yakin jika Aldi Sahilatua dibunuh.
"Hari Rabu seperti biasa dia (Aldi) minta uang makan, saya kirimkan. Setelah saya cek, dia baca struk pengiriman uang itu di hari Kamis," pungkas Monalisa dikutip dari Tribun Medan.
Setelahnya, Monalisa pun mendengar cerita dari anak pemilik kos bahwa di hari Kamis Aldi sempat meminjam motor untuk berbelanja.
"Barulah dia belanja. Karena pengakuan anak pemilik kos juga adik saya minjam motor untuk ke tempat belanja, kala ada hal yang aneh kenapa harus belanja dulu," imbuh Monalisa.
Uraian Monalisa soal permintaan Aldi tersebut seolah ingin menepis dugaan korban mengakhiri hidup.