Status kepemilikan rumah itu pun atas namanya sendiri.
Korban juga memiliki mobil serta sepeda motor.
Ketua RT setempat, Jumadi, mengatakan berdasarkan pendataan korban dan keluarganya dikenal memiliki finansial yang bagus.
“Berpendidikan dan punya usaha sejenis pemberangkatan perjalanan ibadah. Finansialnya bagus," kata Jumadi.
Menurutnya status korban juga tidak tercatat data keluarga penerima bantuan sosial.
"Bansos tidak dapat karena masuk dalam kategori keluarga mampu," ujarnya.
Baca juga: Ternyata Tak Sendiri, NP Ditemani Anak Pertamanya Saat Hidup Bersama Jasad Hamka dan Anaknya di Koja
Baca juga: Sosok Hamka, Pria Ditemukan Membusuk Bersama Anaknya di Koja Terungkap, Diketahui Punya Bisnis Bagus
Keanehan
Sebelumnya, warga mencium aroma tidak sedap di sekitar lokasi kejadian. Warga kemudian melapor ke Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Saat dicek, ditemukan mayat pria paruh baya yang berumur sekitar 50 tahun. Ada juga mayat balita kira-kira usia dua tahun.
Korban berinisial HR, 50 tahun dan AQ, 2 tahun. Warga juga menemukan istri HR berinisial NP dan anaknya ADA, 4 tahun, dengan kondisi lemas di dalam rumah.
Kasus penemuan mayat ayah dan anak membusuk di dalam rumah ini masih ditangani oleh Polres Jakarta Utara.
Warga terheran-heran dengan ekspresi si istri saat warga mendobrak pintu rumah dan mendapati suami dan anak balitanya tewas membusuk di dalam rumah.
"Kita pikir awalnya bau bangkai, kita cari-cari di got kok enggak ketemu juga dan masih bau aja," kata Bambang, warga sekitar yang ikut dalam penemuan mayat ayah dan anak tersebut.
Lantas, warga yang menelusuri aroma tak sedap itu kemudian mencurigai bau itu berasal dari rumah Hamka (50).
Apalagi, mobil dan motor hingga paket barang di depan rumah kondisinya dipenuhi debu.
Saat didatangi, pintu rumah Hamka dalam keadaan terkunci hingga akhirnya warga didampingi Ketua RT setempat berinisiatif mendobraknya.