"Besok ke Polres Sumedang. Ada dugaan kelalaian."
Bantah Kelalaian
Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Kabupaten Sumedang, dr. Enceng, mengatakan, pihaknya sudah dan terus berkomunikasi dengan keluarga ibu dan bayi yang meninggal dunia saat persalinan.
Dia mengatakan, RSUD Sumedang telah menyampaikan ucapan bela sungkawa serta menyatakan kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan Mamay Maida dan bayinya meninggal dunia.
"Sudah saya sampaikan bahwa SOP sudah dijalankan, masukan dari keluarga akan kami tindak lanjuti, kami masih berkomunikasi terus," kata Enceng saat dihubungi, Rabu (4/10).
Enceng mengatakan masing-masing pihak perlu proses dan RSUD Sumedang menghargai hal tersebut.
Enceng mengatakan, dugaan Mamay Maida dan bayinya meninggal dunia saat persalinan karena kelalaian pihak RSUD dan karena pasien memakai BPJS, hanyalah dugaan.
"Ya, itu dugaan saja. Pelayanan tidak dipengaruhi jaminan. Prosedurnya begitu," katanya.
Setelah dilakukan audit medis, Enceng menyebutkan tidak ada unsur kelalaian.
"Penyebabnya, sesuai literatur yang ada adalah emboli air ketuban," katanya.
Emboli air ketuban disebut juga amniotic fluid embolism. Menurut Wikipedia, peristiwa ini adalah kejadian kelahiran yang sangat langka. Di mana air ketuban masuk ke aliran darah ibu melahirkan.
Reaksinya sangat membahayakan, yakni menyerang sistem pernapasan dan jantung. Keduanya menjadi kolaps bahkan hingga berdarah.
Baca berita lainnya di google news