Direktur RSUD Kabupaten Sumedang, dr. Enceng, mengatakan bahwa pihaknya sudah dan terus berkomunikasi dengan keluarga ibu dan bayi yang meninggal dunia saat persalinan.
Ia mengatakan, RSUD Sumedang telah menyampaikan ucapan bela sungkawa serta menyatakan kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan Mamay Maida dan bayinya meninggal dunia.
"Sudah saya sampaikan bahwa SOP sudah dijalankan, masukan dari keluarga akan kami tindak lanjuti, kami masih berkomunikasi terus," kata Enceng. Dilansir TribunPriangan.com, Kamis (5/10/2023).
Enceng mengatakan masing-masing pihak perlu proses dan RSUD Sumedang menghargai hal tersebut.
Dijelaskannya, dugaan Mamay Maida dan bayinya meninggal dunia saat persalinan karena kelalaian pihak RSUD dan karena pasien memakai BPJS, itu hanyalah dugaan.
"Ya, itu dugaan saja. Pelayanan tidak dipengaruhi jaminan. Prosedurnya begitu," katanya.
Baca juga: Gelagat Fitri Sandayani Pengantin Baru Sebelum Hilang Bawa Perhiasan, Singgung Soal Banyak Diomongin
Namun setelah dilakukan audit medis, Enceng menyebutkan tidak ada unsur kelalaian.
Penyebabnya sesuai literatur yang ada penyumbatan air ketuban.
"Penyebabnya, sesuai literatur yang ada adalah emboli air ketuban," jelasnya.
Emboli air ketuban disebut juga amniotic fluid embolism.
Menurut Wikipedia, peristiwa ini adalah kejadian kelahiran yang sangat langka. Di mana air ketuban masuk ke aliran darah ibu melahirkan.
Bidan RSUD Sumedang Sempat Cengegesan Main HP Jelang Ibu Melahirkan Meninggal
Saat itu Ardianysah mengungkap bahwa muncul kejanggalan dari gelagat para bidan terkesan santai.
"Di ruangan itu masih sehat, bisa makan, minum,"
"Tapi yang aneh, bidang di ruangan itu cengengesan, dengerin musik, mainin ponsel," katanya.
Hingga akhirnya ia menerima pengalaman pahit karena istrinya meninggal bersama jabang bayi saat menjalani proses persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang.
Baca juga berita lainnya di Google News