Hadist Hasan
Menurut pendapat Ibnu Hajar, hadist hasan adalah hadist yang dinukilkan oleh orang yang adil, yang kurang kuat ingatannya, yang muttasil sanadnya, tidak cacat dan tidak ganjil.
Imam Tirmidzi mengartikan hadist hasan sebagai berikut : “Tiap-tiap hadist yang pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh dusta (pada matan-nya) tidak ada kejanggalan (syadz) dan (hadist tersebut) diriwayatkan pula melalui jalan lain”.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa hadist hasan tidak memperlihatkan kelemahan dalam sanadnya.
Disamping itu, hadist hasan hampir sama dengan hadist shahih. Perbedaannya hanya mengenai hafalan, di mana hadist hasan rawinya tidak kuat hafalannya.
Syarat-Syarat Hadist Hasan
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi suatu hadist yang dikategorikan sebagai hadist hasan, yaitu:
a. Para perawinya yang adil,
b. Ke-Dhabith-an perawinya dibawah perawi Hadist shahih,
c. Sanad-sanadnya bersambung,
d. Tidak terdapat kejanggalan atau syadz,
e. Tidak mengandung 'illat.
Itulah arti Dhaif, Hadits Dhaif, Berikut Contohnya, Perbedaan Mendasar dengan Hadits Shahih dan Hassan. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Arti Allahumma Afini Fi Badani, Doa yang Diucapkan Rasulullah Mohon Kesehatan Badan Menurut Hadits
Baca juga: Arti Allahumma Ainni Ala Dzikrika Wa Syukrika Wa Husni Ibadatik, Doa Syukur dan Bagus dalam Ibadah
Baca juga: Arti Tauhid Asma Wa Sifat atau Tauhidul Asma wash-shifat Adalah, Cara Meyakini Allah Yang Maha Esa
Baca juga: Arti Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Rububiyah, 2 Aspek Meng-Esa-kan Allah, Perbedaannya dan Contoh