Liputan Khusus Tribun Sumsel

LIPSUS: Anak Lahir di Becak, Siti Nuryani Pasrah Bayinya Alami Stunting, Terima Bantuan Kakak Asuh 1

Editor: Vanda Rosetiati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penurunan angka stunting di Sumsel terus digencarkan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi stunting.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Helmi Agustina (32) dan Siti Nuryani (36) merupakan dua ibu dari beberapa ibu lainnya yang memiliki anak dengan kebutuhan gizi yang kurang.

Helmi mengatakan bahwa awal mula anaknya bisa masuk ke dalam daftar anak penderita stunting karena Helmi mengalami sakit kaki yang membuatnya tak bisa berjalan.

"Kemarin itu lahirnya kurang bulan, kemarin itu lahir di usia kandungan 8 bulan karena saya sakit waktu itu dan Alhamdulillah meskipun lahirnya terlalu cepat tapi proses persalinan normal," ujar Ibu bayi Yoga ditemui Tribun Sumsel Sabtu (6/5/2023).

Helmi mengaku saat ini anaknya Yoga sudah memiliki perubahan signifikan setelah mendapatkan program cegah stunting baik dari Progam Kakak Asuh Tribunsumsel ataupun dari program rotary.

"Tumbuh kembangnya itu kelihatan banget, sekarang lebih lincah, lebih aktif, badan sudah bisa berdiri di umur satu tahun ini karena mendapat bantuan tambahan makanan dan juga dua telur," ujar Ibu anak tiga ini.

Tambahnya bahwa sebelum mendapat bantuan program ini dia mengikuti posyandu dan mendapat arahan dari bidan untuk membeli susu formula.

"Saya dapat bantuan ini dari bulan September dan dibulan sebelum itu hanya di bawa ke puskesmas dan waktu itu umur 2 bulan anak saya beratnya hanya 2 kilo," tutupnya.

Sementara itu Siti Nuryani (36) ibu dari Asyifa Umi Hani yang menerima bantuan tambahan gizi mengatakan bahwa pada saat melahirkan anaknya Umi dia tidak melahirkan di bidan.

"Dulu itu anak saya ini lahir di becak pas mau lebaran waktu itu, nah pas di becak itu badan saya lagi kurang enak dan tiba-tiba perut saya kontraksi dan tiba-tiba lahir di becak itu," ujarnya.

Setelah anaknya lahir di becak tersebut barulah Siti pergi ke bidan untuk memeriksanya ulang.

"Ngga tau gimana ceritanya waktu itu tiba-tiba lahir gitu aja dan berat anak saya pas baru lahir itu 2 kilo lebih dikit," tambahnya.

Menurutnya saat ini anaknya mendapat bantuan dua telur setiap hari dan juga tambahan makanan dari program cegah stunting sang anak bisa menjadi lebih aktif.

"Sekarang udah bisa berdiri, aktif banget jadi ngga bisa ditinggalin lagi sekarang, dan saya belum pernah pakai susu formula karena biaya jadi saya kasih asi dari lahir sampai di umurnya yang sekarang," ujarnya.

Setelah mendapat bantuan stunting program Posyandu ini bayi Helmi -
Ahmad Prayoga yang saat berusia 1 tahun berat badannya 9,4 kg, sementara bayi Siti -
Asyifa Umi Hani yang juga berusia 1 tahun kini berat badannya 7,1 kg.


Suami dari kedua ibu-ibu yang anaknya mendapat bantuan cegah stunting ini bekerja sebagai buruh harian lepas yang rata-rata berpenghasilan tiap hari Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu dan maksimal hanya berpenghasilan Rp 100 ribu per hari. Namun jika ada momen besar maka upah yang diterima akan lumayan besar juga.

Halaman
1234

Berita Terkini