Ia menuturkan terpaksa menuruti permintaan damai tersebut walaupun bertentangan dengan hati nuraninya.
Teman-temannya pun menurutnya ingin kejadian itu, diproses hukum agar kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari.
"Saya sebenarnya kalo menurut hati nurani mah gak rela gitu, gak rela kekeluargaan, maunya dituntut habis ini kan negara hukum," ungkapnya.
"Gimana gitu kan sekarang saya mau buktiin, mau tuntas gimana gitu biar beres, biar gak imbasnya ke orang lain, sama kan dari Garut juga banyak yang jualan," lanjut Dadang.
Saat ini, ia mengaku masih trauma dengan peristiwa yang hampir merenggut nyawa di Kabupaten Musi Rawas Utara itu.
Dadang tidak menyangka, usaha berjualan jaket kulit yang sudah dijalaninya selama 16 tahun itu menimbulkan cerita yang tidak akan pernah ia lupa sepanjang hidupnya.
"Selain ke Sumatera saya sudah kemana-mana, Jawa Bali. Sudah 16 tahun jualan kayak gini, ya namanya juga nasib mungkin harus seperti ini," ungkapnya.
Meski begitu, Dadang mengaku sangat bersyukur bisa kembali pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut dengan selamat.
Kini laki-laki tiga orang anak itu tinggal menunggu dua temannya yang masih diperjalanan pulang ke Kabupaten Garut.
"Semoga ada hikmahnya, terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu, ke depannya saya mau proses hukum tetap berlanjut,"
Baca artikel menarik lainnya di Google News