TRIBUNSUMSEL.COM - Bayi yang jarinya putus karena terpotong oleh perawat saat mengganti selang infus ternyata hanya demam ketika dibawa ke rumah sakit Muhammadiyah Palembang.
Hanya saja, kini sang bayi perempuan yang baru berusia 7 bulan ini kini harus menjalani operasi karena jari kelingking ditangan kirinya putus.
Bayi perempuan tersebut harus menjalani operasi hingga memakan waktu selama 1,5 jam.
Kini, sang bayi perempuan masih menjalani perawatan di RS Muhammadiyah.
Suparman (37), ayah sang bayi perempuan tersebut mengatakan, jika anaknya dibawa ke RS Muhammadiyah hanya karena demam.
Bukannya sembuh, sang anak yang masih berusia tujuh bulan itu, jarinya malah terputus akibat tak sengaja dipotong oleh perawat di rumah sakit.
Suparman mengatakan kejadian nahas yang menimpa anaknya itu terjadi pada hari Jumat (3/2/2023).
"Jadi perawat itu mau ganti infus anak saya yang sedang dirawat, katanya tersumbat. Kami bilang lepas perbannya saja seperti biasa tapi perawatnya mau cepat-cepat, dia potong selang infus pakai gunting. Nah malah jari kelingking sebelah kiri anak saya terpotong, " kata Suparman usai membuat laporan.
Suparman mengatakan anak kelimanya yang baru berusia 7 bulan itu hanya sakit demam.
"Sakit demam awalnya sudah beberapa hari dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Kini bayi perempuannya itu sudah difasilitasi kemudian dipindahkan di ruang VIP untuk dioperasi agar luka yang dialami tidak semakin jadi.
"Sudah pindah ke VIP di rumah sakit yang sama. Saya minta pertanggungjawaban anak saya sekarang cacat gimana nanti dia besar, " katanya.
Polisi Gelar Perkara
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhammad Ngajib didampingi Kasat Reskrim AKBP Haris Dinzah mengatakan pihaknya hari ini akan melakukan gelar perkara termasuk memeriksa perawat D dan enam orang saksi lainnya.
"Kita akan gelar perkara dan memeriksa perawat D serta saksi, kita akan bahas untuk menentukan unsur Pasal, hasil visum, dan penambahan alat bukti, " kata Ngajib, Senin (6/11/2023).
Untuk kesalahan yang diperbuat oleh perawat tersebut sudah menyebabkan luka dan pihaknya akan melihat alat bukti lain yang akan menjadi dasar penentuan pasalnya.
"Dugaan sementara yang bersangkutan terbukti lalai dan menyebabkan anak itu luka, kami akan melihat alat bukti yang lain untuk melanjutkan proses perkaranya, " katanya.
Mengenai pihak rumah sakit yang berencana ingin menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan, ia belum mendengarnya secara langsung dari kedua pihak.
"Saya belum dapat tentang hal itu, kalau memang mau secara kekeluargaan nanti dilakukan restorative justice sesuai keinginan kedua pihak," katanya.
Baca juga: Kronologi Jari Bayi Putus di Palembang Perawat Ingin Ganti Selang Infus yang Tersumbat Pakai Gunting
Baca juga: Heboh Jari Bayi Terpotong di Palembang, Ibu Korban Curhat ke Dr Richard Lee Soal Itikad Perawat
Penjelasan Rumah Sakit
Pihak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang memberikan penjelasan terkait kasus jari bayi 7 bulan terpotong saat ganti selang infus di Palembang.
Manajemen RS Muhammadiyah mengungkapkan memang benar ada insiden pasien seorang bayi yang terpotong saat ganti selang infus di rumah sawit swasta milik Muhammadiyah tersebut.
Langkah RS Muhammadiyah Palembang saat ini adalah langsung bertanggung jawaba dan menindaklanjuti melakukan operasi terhadap jari yang terputus.
Lama waktu operasi sekitar 1,5 jam.
"Alhamdulillah, operasi berjalan baik dan lancar," kata Muksin, Wakil Direktur SDM RS Muhammadiyah Palembang.
Mereka pihak RS bertanggungjawab dengan memberikan layanan pasien yang semula pasien umum kelas 3 karena kelalaian tersebut digunakan ruang VIP.
Pasien juga diawasi 3 kali 24 jam oleh perawat dan jika ada masalah bisa langsung dilaporkan ke pihak dokter.
"Kami bicara apa adanya. Kondisi bayi itu dalam keadaan baik, sehat masih dalam pengawasan," kata Muksin.
Dia lebih lanjut menuturkan perawat yang lalai tersebut berstatus pegawai tetap di RS tersebut dan saat ini statusnya sudah dinonaktifkan.
Iklan untuk Anda: Banyak Pasien Diabetes Indonesia Nyesal Tak Cepat Tau Ini
Advertisement by
"Kami berharap agar persoalan ini bisa diselesaikan kekeluargaan," katanya.
Kata Muksin, pihak keluarga sempat meminta untuk bertemu dengan perawat tersebut, Jumat (3/2/2023) siang.
Namun, memang hal itu belum terlaksana karena saat itu pihak RS Muhammadiyah menunggu hingga suasana kondusif.
Namun, setelah sholat Jumat pihak RS menunggu kesediaan keluarga bertemu perawat dan ditunggu hingga petang. Namun, memang belum jadi bertemu.
"Perawatnya memang sudah minta maaf ke ibu pasien," katanya.
Tetapi memang belum ada pertemuan antara keluarga, RS Muhammadiyah dan perawat.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News