"Kami senang, kami bahagia, kami bangga, dan kami bersyukur," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Jumat (24/12/2021) malam.
Namun, ia mengaku ada yang kurang, lantaran biasanya momentum natal dirayakan dengan meriah di gerejanya.
"Namun sayangnya tidak semeriah biasanya, yang biasanya dirayakan secara suka cita, ini kami bikin sesederhana mungkin," jelasnya.
Ya, suasana gereja Santa Perawan Maria di Fatima Sragen, tempat Andreas beribadah suasananya memang sedikit sepi.
Jika biasanya, gereja tersebut mampu menampung hingga 2000 jemaat.
Kini, hanya diisi oleh 800 orang saja, dengan menerapkan prinsip jaga jarak untuk tempat duduk jemaat.
Perayaan natal hanya menggelar misa saja, tanpa ada perayaan lain yang biasa digelar.
Meski begitu, menurut Andreas dalam merayakan natal kali ini, hati tetap bersuka cita.
"Namun, hatinya harus tetap meriah," pungkasnya.
Berjalan Khidmat
Ibadah misa malam Natal 2021 di Kabupaten Sragen berjalan khidmat dan lancar.
Umat Kristen dan Khatolik dengan penuh kekhusyukkan menundukkan kepala merayakan kelahiran Sang Kristus.
Berbeda dengan tahun lalu saat masih puncak pandemi, tahun ini ada kelonggaran sehingga dari anak, muda, hingga orangtua bisa merayakan ibadah di gereja.
Bupati Sragen, beserta Kapolres Sragen, Dandim 0725/Sragen, Ketua DPRD Sragen, dan forkopimda lainnya meninjau langsung perayaan ibadah natal di beberapa gereja.
Peninjauan di lakukan di tiga gereja, yakni Gereja Kristen Jawa (GKJ) Tamanasri, GKJ Sragen, dan Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.