TRIBUNSUMSEL.COM - Dua tekanan sekaligus dikabarkan membuat pusing Perdana Menteri Israel.
Dibombardir roket Hamas dan pecah perang saudara di Israel sendiri adalah dua tekanan tersebut.
Bagaimana tidak saat Hamas sedang aktif menyerang dari Jalur Gaza dan bentrokan di kompleks Masjdi Al-Aqsa.
Kini Israel juga harus membagi perhatiannya untuk kota Lod.
Ya, kini Israel tak hanya berhadapan dengan rakyat Palestina yang selama ini ditindasnya, tapi juga harus menghadapi warganya sendiri.
Pertempuran yang terjadi di Lod ini sendiri pada akhirnya mengingatkan tentang tragedi yang jauh lebih mematikan di kota tersebut lebih dari setengah abad silam.
Peristiwa tersebut terjadi pada 30 Mei 1972, tepatnya di bandara internasional Lod (yang kini diberi nama bandara Ben Gurion), Tal Aviv, Israel.
Serangan tersebut dianggap sangat langka dan sungguh sulit dipercaya tak hanya oleh warga Israel, tapi juga hampir seluruh dunia.
Sebab, kewarganegaraan dari para penyerang dianggap mustahil terjadi jika merujuk pada alasan serangan mereka.
Ya, dengan penyebab serangan disebut karena ketidakadilan yang terjadi di Palestina, kewarganegaraan para penyerang dianggap tak lazim.
Semuanya berawal pada pukul 22.00 kala sebuah pesawat maskapai Air France yang berasal dari Roma, Italia, mendarat di bandara Lod.
Tiga orang pelaku penyerangan menginjakkan kakinya di Israel dengan menumpangi pesawat tersebut.
Selain karena kewarganegaraan, tas biola yang mereka jinjing juga turut membuat mereka dianggap sebagai penumpang biasa, tanpa menarik perhatian.
Namun semua berubah ketika ketiganya memasuki ruang tunggu dari bandara dan membuka tas biola yang mereka bawa.
Senapan serbu VZ 58 buatan Cekoslovakia tiba-tiba menyeruak dan siap memuntahkan peluru-pelurunya.