Cerita Ahmad Dimyati Temukan Bakat Atlet Panjat Tebing Muhammad Hinayah, Punya Motivasi Ingin Besar

Penulis: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Dimyati orang yang pertama menemukan bakat atlet panjat tebing Muhammad Hinayah

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Weni Wahyuny

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Masih ingat sosok M Hinayah? Atlet panjat tebing asal Sumataera Selatan (Sumsel) yang pada Asian Games mampu meraih medali emas di nomor men's speed world record relay untuk Indonesia. Mau tahu siapa sosok yang menemukan bakat atlet asal Muba ini?

Yah, namanya Ahmad Dimyati beserta para rekannya di tim Pelatda PON Sumsel yang menggelar Pelatda di Sekayu.

Hinayah adalah orang yang pada saat itu sangat senang melihat para atlet latihan dan lama kelamaan akrab dengan para atlet Pelatda, termasuk dirinya.

Baca: Raih 14 Emas di Asian Games, Pelatih Pencak Silat Abas Akbar Peroleh Penghargaan dari Pemprov Sumsel

Baca: Info CPNS PALI : Kabupaten PALI Kebagian 337 Formasi CPNS, Formasi Guru Paling Banyak

Baca: BMP Singgung Sandiaga Uno Rp 100 Ribu Cuma Dapat Cabai dan Bawang, Mungkin Mau Buka Restoran

"Setelah akrab, mereka itu sering pagi-pagi banguni tidur segala macam dan kami disuruh Joging dan peralatan mereka (Hinayah dan teman-teman) yang bawa. Awalnya seperti itu," katanya disela kegiatan Press Conference Sport Climbing Road to World Series di Atrium Palembang Icon, Senin (10/9/2018).

Kemudian lanjut Ahmad, karena ada penundaan kejuaraan Pra PON, jadi Pelatda yang sudah digelar satu tahun di Sekayu ditunda beberapa bulan. Pihaknya sempat kecewa.

Kemudian saat itu, tahu-tahu muncul kejuaraan nasional panjat dinding untuk junior. Hinayah waktu itu masih usia 10 tahun. Selang dua minggu kemudian ada Asian Championship.

Baca: Kritik Sekjen Demokrat Terhadap Grace Natalie, Banding-bandingkan Bangun Jalan Tol

Baca: Pembegal ini Pura-pura jadi Polisi untuk Takuti Korbannya, Pistol yang Digunakan juga Pura-pura

"Karena kita kecewa tidak bisa turun pada waktu itu, maka kami melatih anak-anak. Pada waktu itu latih anak-anak saja karena kami juga adalah atlet. Kami melihat anak ini (Hinayah) ada bakat segala macam."

"Sebenarnya ada lagi yang berbakat satu lagi. Hinayah juga masih menjadi nomor ke berapakah, karena waktu itu masih ada atlet terbaik pada waktu itu,"

"Dan di Jakarta, anak itu menang di Kejurnas, teman Hinayah itu. Tapi feeling teman saya satunya (Odeng), Hinayah selalu dibawa dan ia yakin Hinayah pasti bisa," jelasnya.

Pada Asian Championship di Jogja pada 2007, yang dibawa adalah teman Hinayah dan Hinayah.

Namun Hinayah tidak bisa tanding pada saat itu, tapi tetap saja perasaan teman dari Ahmad selalu mengatakan bahwa Hinayah bisa dan sampai di Sekayu selesai tanding, Hinayah terus disebut bisa menjadi atlet yang bisa diturunkan.

"Kemudian Hinayah di tahun 2010 kami tarik ke Palembang untuk ikut program dari Pengurus Besar (PB)," ujarnya.

Atlet angkatan Hinayah saat itu, sambung Ahmad ada 10 anak. Saat itu Hinayah memang sudah berbakat di nomor speed karena latihan hanya tiga bulanan.

Baca: Listrik di Lubuklinggau sering Mati, PLN Salahkan Faktor Alam Hingga Hewan Jaringan Kita Sensitif

Baca: Jokowi ke Korea Selatan-4 Pengusaha Besar Korsel Janji Pekerjakan Lebih Banyak Orang Indonesia

Sementara untuk nomor border dan sebagainya memerlukan waktu yang panjang.

"Pertama kali mereka, termasuk Hinayah memanjat itu mereka senang-senang saja. Dan aku melihat juga prinsip saya belajar melatih dan untuk menjadi pelatih juga belajar dari atlet."

"Dari Hinayah saya juga belajar, oh atlet anak-anak ini lebih baik berlatih sambil main saja jangan dibuat mereka dipaksa untuk jadi atlet. Jadi atlet yang masih usianya 14 ke bawah mereka mencari kesenangan jangan paksa untuk jadi atlet," bebernya.

Ahmad mengaku untuk kecepatan Hinayah sebenarnya biasa saja.

Nilai lebih terdapat pada kebiasannya mengevaluasi diri dan juga motivasi untuk menjadi atlet sangat besar.

Dulu waktu masih di Junior Hinayah selalu jadi nomor dua, namun setelah Pelatda 2012, Hinayah tidak memiliki tiket dan akhirnya menjadi atlet nomor dua karena ada senior dan katakanlah menjadi atlet pelapis.

"Tapi karena dia dikasih kesempatan sekali, dia selalu membuktikan, jadi motivasinya besar. Kalau dia diberikan kesempatan sekali, di Pelatnas dia sebenarnya bukan panggilan Pelatnas tapi cadangan. Kemudian dikasih kesempatan dan bisa masuk,"

"Sama dengan Asian Games kemarin dia tidak turun di nomor perorangan, itu belum dikasih kesempatan. Sekalinya dia turun di beregu, yang mecah kan rekor pemain yang tembus lima detik hanya dia dari timnas. Sekali dia diberi kesempatan dia buktikan, itu mental yang dimiliki Hinayah paling besar," bebernya.

Berita Terkini