Sementara untuk penyebab campak adalah adanya virus campak Myxovirus Vindae Measles. Cara penularannya dengan percikan ludah dan melalui jalan napas.
Baca: Berjuang Lawan Kanker, Momoko Sakura Pencipta Manga Chibi Maruko Chan Meninggal Dunia
"Komplikasi beratnya dari penyakit ini adalah radang paru, radang otak, diare, radang telinga, dehidrasi dan kematian," terangnya.
Untuk gejala campak, lanjut Dr Halimah diantaranya demam, bercak kemerahan, batuk, pilek konjungtivitis (mata merah) dan timbul ruam pada muka dan leher kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki.
Penularan campak terjadi secara droplet melalui udara sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis hingga sampai 4 hari setelah timbul ruam.
Baca: Ini Perbandingan Bonus Atlet Indonesia Vs Malaysia Jika Raih Emas Asian Games,Bak Bumi & Langit
Sementara Rubella adalah penyakit infeksi virus akut, sangat menular yang biasanya berupa penyakit ringan pada anak. Penyebab penyakit ini karena adanya virus Rubella dengan cara penularannya adalah melalui saluran pernapasan pada saat batuk atau bersin.
"Komplikasi beratnya adalah jika menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan yang dikenal sebagai Sindroma Rubella Kongenital atau Congenital Rubella Syndrome (CRS)," terangnya.
Baca: Atlet Silat Suami-Istri Berhasil Kawinkan Medali Emas,Sempat Ucap Janji Kado Spesial Pernikahan
CRS sendiri, jelas Dr Halimah adalah sindrom kecacatan pada bayi baru lahir yang meliputi kelainan pada jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan.
Penyebabnya adalah ibu hamil terutama trimester pertama yang terinfeksi virus Rubella. Cara penularannya sendiri adalah ibu hamil menulari janin melalui placenta. Ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan di bawah 12 minggu resiko janin tertular 80-90 persen.
Baca: Ini Fakta-fakta Atlet Tertua Asian Games 2018, Konglomerat Indonesia yang Sukses Raih Medali
"Jika infeksi di kehamilan 15-30 minggu resiko janin tertular 10-20 persen," terangnya.
Untuk sindrom Rubella Kongenital, terang Dr Halimah janin beresiko tinggi alami kelainan telinga (gangguan pendengaran), mata (katarak, kelainan bentuk dan fungsi, glaukoma Kongenital) dan jantung (patensi duktus arteiosus defek septum atrium/ventrikel jantung) dan lain sebagainya.
"Paling bahaya adalah janin meninggal dalam kandungan," jelasnya.