TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) di Palembang menyisakan kekecewaan banyak orang, Rabu, (9/3/2016).
Sudah digadang-gadang jauh hari bahwa view GMT akan sangat bagus jika dilihat dari Jembatan Ampera dan Plaza Benteng Kuto Besak (BKB).
Masifnya promosi GMT yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumsel membuat semua orang terfokus untuk menyaksikan GMT dari Jembatan Ampera dan BKB.
Ribuan warga lokal baik wisatawan maupun penduduk asli Palembang akhirnya menjejali kedua tempat tersebut.
Detik-detik matahari ditutupi bulan pun dimulai.
Semua kepala mendongak ke arah matahari terbit, demikian pula ratusan fotografer yang telah mengambil posisi untuk mengabadikan momen langka tersebut.
Anti klimaks terjadi saat GMT usai.
Semua orang kecewa.
Fenomena GMT tidak terlihat jelas. Penyebabnya asap yang mengepul dari pabrik pupuk milik PT Pusri.
Kepulan-kepulan asap tersebut membumbung tinggi hingga membentuk kumpulan-kumpulan awan yang berada satu garis dengan objek GMT.
Belum juga GMT selesai ribuan orang meneriakkan kekecewannya dengan menyebutkan nama pabrik tersebut sebagai biang penyebab gagalnya melihat fenomena GMT.
Demikian pula fotografer senior Kompas Arbain Rambey.
Arbain mengungkapkan kekesalannya terhadap PT Pusri melalui akun instagramnya.
Arbain memposting foto kameranya denga latar awan yang mengepul.
Keterangan fotonya sangat jelas bahwa Arbain Rambey kecewa. "Kecewa....hiksssss
Asap dari pabrik Pusri.....Mestinya libur dongggg.... Tahu gitu ke Pulau Kemaro.... ," tulis Arbain