Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng

Fakta Pilu Kematian Diplomat Arya Daru, Orang Tua Kehilangan Anak Tunggalnya, sang Ibu Idap Kanker

Subaryono, ayah Diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayuan muncul meminta keadilan atas kematian putranya, ia kehilangan anak tunggal

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNJOGJA/MIFTAHUL HUDA
KEMATIAN DIPLOMAT ADP- Subaryono, ayah Diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayuan muncul meminta keadilan atas kematian putranya, ia kehilangan anak tunggal 

TRIBUNSUMSEL.COM- Subaryono, ayah Diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayuan kini muncul meminta keadilan atas kematian putranya.

Diberitakan sebelumnya, Arya Daru ditemukan tewas dengan kondisi kepala tertutup lakban di dalam kamar kosnya, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi hari.

Di balik misteri kematian Arya Daru Pangayunan, tersimpan fakta memilukan yang jauh lebih dalam dan menyayat hati.

Baca juga: Kasus Kematian Diplomat Muda Arya Daru Temukan Fakta Baru: Paket Simbol Misterius Diterima Keluarga

KEMATIAN ARYA DARU- Diplomat Kemenlu RI Arya Daru semasa hidup. (kanan) Arya Daru terekam CCTV naik ke rooftop lantai 12 kantor Kemenlu malam hari sebelum tewas. Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) mengungkap kondisi psikologis diplomat Kemenlu RI Arya Daru mengalami burnout (kelelahan mental)
KEMATIAN ARYA DARU- Diplomat Kemenlu RI Arya Daru semasa hidup. (kanan) Arya Daru terekam CCTV naik ke rooftop lantai 12 kantor Kemenlu malam hari sebelum tewas. Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) mengungkap kondisi psikologis diplomat Kemenlu RI Arya Daru mengalami burnout (kelelahan mental) (Youtube Kompas TV/ig/ddaru_chee)

 

Kedua orang tua Arya Daru kehilangan seorang anak sematawayang kebanggaan mereka.

Subaryono pun mengisahkan kehadiran Arya Daru adalah sebuah perjuangan luar biasa yang dinanti-nantikan.

"Matinya Arya Daru merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi keluarga kami. Banyak hal yang membuat kami menjadi syok, terpuruk, dan tidak berdaya," ujar Subaryono, mengawali curahan hatinya, saat jumpa pers, di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025), dilansir dari tayangan Tribun Jogja.

Bagi Subaryono dan istrinya, Titi Sulatri, Daru bukanlah sekadar anak tunggal.

Ia adalah sebuah keajaiban, jawaban atas doa-doa panjang setelah melewati jalan sunyi yang penuh kegagalan dan air mata.

"Saya hanya berdua dengan istri saya dan Daru adalah anak tunggal kami. Anak tunggal yang kami tunggu-tunggu setelah tiga kali gagal, keguguran dan dokter baru menemukan terapinya. Keempat, lahirlah seorang bayi laki-laki yang kami beri nama Arya Daru Pangayunan," kenangnya.

Baca juga: Instagram Arya Daru Mendadak Aktif 40 Hari Setelah Meninggal, Ini Pengakuan sang Istri

Hingga keluarga bak tersambar petir kehilangan anak yang menjadi harapan keluarga itu.

"Kami tidak hanya kehilangan Daru, tetapi kehilangan harapan-harapan yang sudah disampaikan kepada ayah Daru dengan cita-citanya dan prestasinya itu. Itulah yang kemudian kami betul-betul terpuruk," ujar Subaryono.

Selain terpuruk, mantan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menuturkan alasan pihak keluarga baru muncul ke publik karena menyangkut kondisi kesehatan.

Ibunda Arya Daru ternyata didiagnosa penyakit kanker koloni dan berjuang untuk pengobatannya.

"Jadi ibunya Daru, Titi Sulatri tahun lalu didiagnosis terkena kanker koloni yang harus kemudian dilakukan operasi untuk mengambil jaringan yang merusak itu. Kemudian istri saya harus menggunakan colostomy bag," ucapnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved