Berita Nasional

Ibu yang Dirawat di Jogja Meninggal Dunia, Korban Kebakaran Sumur Minyak di Blora Bertambah

Terbaru, ada seorang ibu bernama Yeti (30) dan anak balitanya yang dilarikan ke rumah sakit di DI Yogyakarta karena mengalami luka parah.

TribunJateng.com/M Iqbal Shukri
KEBAKARAN MINYAK - Kebakaran Sumur Minyak di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah Senin (18/8/2025). Pemadaman api di sumur minyak rakyat di Blora terkendala dengan tekanan kuat dari dalam sumur. Foam dan lumpur masih belum bisa atasi kebakaran 

TRIBUNSUMSEL.COM - Bertambah satu orang, korban tewas dalam kebakaran sumur minyak di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Ada tiga orang yang meninggal dunia bernama Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50), sebelumnya.

Terbaru, ada seorang ibu bernama Yeti (30) dan anak balitanya yang dilarikan ke rumah sakit di DI Yogyakarta karena mengalami luka parah.

Yeti kini dikabarkan meninggal dunia ungkap Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Agung Tri.

"Semalam saya dapat kabar bahwa korban luka yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta, atas nama Yeti (30) meninggal dunia," ujarnya, dikutip dari TribunJateng.com.

Sehingga, total ada empat orang yang meninggal dunia dalam kejadian ini.

"Jadi total ada 4 orang yang meninggal dalam kejadian kebakaran sumur minyak di Dukuh Gendono yaitu Tanek (60), Sureni (52), Wasini (50), dan Yeti (30)," jelasnya, Sabtu (23/8/2025).

Yeti meninggalkan anaknya yang berinisial AD (2) yang juga dirawat di RSUP Dr Sardjito.

Sementara itu sebanyak 750 warga atau 300 Kepala Keluarga (KK) juga diungsikan ke sejumlah posko pengungsian.

Pada hari keenam sejak terbakar pada Minggu (17/8/2025), petugas gabungan masih berusaha memadamkan api.

Diketahui, lokasi kebakaran ini berada di Blora bagian timur dekat dengan perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sumur yang terbakar itu, merupakan sumur minyak rakyat, yang dikelola oleh warga setempat secara mandiri, bukan perusahaan resmi seperti Pertamina.

Sumur rakyat biasanya ilegal karena tak punya izin resmi dan tidak berada dalam pengawasan negara.

Tiga orang meninggal dunia dan seorang ibu beserta balitanya kritis akibat kebakaran sumur minyak ini.

Pemadaman dilakukan dengan cara membuat tanggul supaya api tidak menyebar kemudian disemprot menggunakan foam atau busa.

TribunJateng.com mewartakan, proses pemadaman dilakukan Jumat pukul 14.00 hingga 16.30 WIB.

Namun, selama dua jam lebih pemadaman menggunakan foam tersebut masih belum membuahkan hasil.

Api masih berkobar dan asap hitam masih terlihat.

Tak hanya menggunakan foam, proses pemadaman juga menggunakan lumpur, namun api masih belum bisa dikendalikan.

"Kami dari tim gabungan upaya penanganan kebakaran hari keenam ini sampai sore ini, belum membuahkan hasil."

"Untuk yang kita laksanakan hari ini adalah yang pertama menyemprot foam, terus kita laksanakan penyemprotan dengan menggunakan lumpur. Untuk hasil masih belum bisa dikendalikan," ujar Agung Tri, Jumat.

Agung menuturkan, salah satu faktor yang jadi kendala pemadaman api yakni tekanan gas yang masih sangat tinggi.

"Upaya yang dilakukan belum begitu berhasil karena tekanan dari gas yang di bawah sangat tinggi," tuturnya.

Selain itu, penyemprotan busa atau foam juga masih kurang maksimal karena stoknya habis.

Pertamina, kata Agung, sedang menyiapkan foam tambahan guna penyemprotan ulang.

"Untuk sementara ini dari pihak Pertamina sedang mengambil foam untuk persiapan. Nanti apabila dibutuhkan untuk penyemprotan foam lagi ya kita laksanakan," jelasnya.

Pihak BPBD Blora saat ini masih menunggu dari Pertamina untuk langkah selanjutnya.

Selain itu, kabupaten sekitar Blora juga turut membantu memadamkan api yang membakar sumur minyak ilegal ini.

"Untuk alternatif lanjutan, kita masih standby di sini menunggu dari pihak Pertamina. Kebetulan foam-nya baru datang,"

"Nanti kami berkoordinasi lagi dengan pihak Pertamina dan tim gabungan dari berbagai unsur termasuk dari bantuan dari Kabupaten lain, seperti dari Kabupaten Pati, dari Kabupaten Rembang, dari Kabupaten Kudus, dari Kabupaten Grobogan," pungkasnya.

Diketahui, pemadaman menggunakan foam dilakukan karena busa efektif digunakan untuk mengatasi api yang berasal dari bahan cair seperti minyak.

Foam berguna menutupi permukaan minyak yang terbakar sehingga oksigen bisa terhalang.

Busa juga efektif untuk mencegah penyebaran api karena membatasi pergerakan cairan.

Foam juga umum digunakan untuk memadamkan kebakaran di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Korban Kebakaran Sumur Minyak di Blora Bertambah, Ibu yang Dirawat di Jogja Meninggal Dunia, .

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved