Berita Pali

Mengenal Tiga Sosok Pengibar Bendera HUT RI ke-80 di PALI, Bercita-cita Masuk Akpol

Momen detik-detik proklamasi pada upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80 di Lapangan Gelora November

Editor: Moch Krisna
Tribunsumsel.com/Apriansyah Iskandar
PENGIBAR BENDERA -- Tiga putra terbaik PALI, Daniel Biwi Anthon (penggerek bendera), Devalera Adrianu Aubrey Ais (Tengah), dan Ravi Kholil Al Fatih (pembentang bendera), larut dalam suasana haru usai sukses mengibarkan Sang Saka Merah Putih pada Upacara HUT RI ke-80 di Lapangan Gelora November, Pendopo, Minggu (17/8/2025) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI – Momen detik-detik proklamasi pada upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80 di Lapangan Gelora November, Komperta Pendopo, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, Minggu (17/8/2025), menjadi saksi sejarah tersendiri bagi tiga putra terbaik daerah ini. 

Mereka adalah Daniel Biwi Anthon, Devalera Adrianu Aubrey Ais, dan Ravi Kholil Al Fatih yang sukses mengibarkan Sang Merah Putih dengan penuh khidmat.

Ketiganya didapuk sebagai pasukan inti Paskibraka PALI 2025. 

Daniel dipercaya sebagai penggerek bendera, Devalera berada di posisi tengah sebagai komandan pembawa bendera, sementara Ravi berperan sebagai pembentang bendera.

Meski telah melalui proses seleksi ketat, baik fisik maupun mental, mereka bertiga mengaku sempat tak percaya saat namanya diumumkan masuk formasi inti pengibar bendera.

“Saya awalnya kaget dan sempat tidak menyangka bisa masuk sebagai penggerek bendera. Tapi sekaligus bangga, karena ini cita-cita saya sejak kecil,” ungkap Daniel Biwi Anthon, siswa kelas 11 SMAN 2 Unggulan Talang Ubi.

Perasaan yang sama juga disampaikan Ravi Kholil Al Fatih, rekan seangkatannya dari SMAN 2 Unggulan Talang Ubi.

 “Haru banget, apalagi saat bendera berhasil berkibar sempurna. Saya sempat meneteskan air mata karena lega bisa menjalankan tugas dengan baik,” katanya.

Sementara itu, Devalera Adrianu Aubrey Ais dari SMAN 1 Talang Ubi tak kuasa menutupi kebahagiaannya. 

“Ini cita-cita saya dari kecil. Saya ingin membuat orang tua saya bangga. Rasanya luar biasa bisa berada di posisi tengah membawa baki bendera. Ini mimpi yang jadi kenyataan,” tuturnya dengan mata berbinar.

Sebelum menjalankan tugas bersejarah tersebut, ketiganya harus menjalani masa karantina dan latihan selama 18 hari penuh. 

Dari pagi hingga malam, mereka dibekali disiplin, fisik, mental, hingga teknik pengibaran bendera yang benar.

“Latihannya memang berat, tapi semua terbayar ketika bendera bisa berkibar dengan sempurna. Itu kepuasan yang tidak ternilai,” kata Daniel.

Ravi menambahkan bahwa latihan bukan hanya soal fisik, tapi juga kebersamaan. 

“Kami ditempa untuk saling mendukung, saling menguatkan. Dari situlah kami merasa jadi satu keluarga baru.”ucapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved