Berita Ogan Ilir

Pelaku UMKM di Pinggir Jalinsum Dapat Kembangkan Usaha di Rest Area Jalan Tol Trans Sumatera

Sejak Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Palembang-Lampung dibuka pada 2019 lalu, isu melemahnya ekonomi kerakyatan mencuat.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Slamet Teguh
Hutama Karya
DIKUNJUNGI PENGGUNA TOL - Situasi di Rest Area KM 234 Jalur A Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayuagung (Terpeka) pada Jumat (15/8/2025). Sejumlah pengunjung dari kalangan pengguna tol datang untuk berbelanja produk UMKM 

Dari 990 kapasitas tenant UMKM yang tersedia, tingkat okupansi pun kini bervariasi.

Dengan Rest Area KM 234 Jalur A di Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayuagung (Terpeka) mencatat okupansi tertinggi 100 persen, berkat lokasi strategis di titik tengah perjalanan. 

“Yang paling membanggakan adalah transformasi pedagang pinggir jalan menjadi pelaku usaha formal dengan tempat yang layak. Mereka yang sebelumnya berjualan di jalan nasional, kini memiliki kesempatan mengembangkan usaha dengan fasilitas yang memadai dan akses pasar yang lebih luas di rest area,” terang Adjib.

PROGRAM PEMBERDAYAAN BERKELANJUTAN

Adjib juga menyebut Hutama Karya tak hanya menyediakan tempat, tetapi juga melakukan pembinaan berkelanjutan melalui program "JTTS Berdaya". 

Sejak 2022, sebanyak 75 UMKM telah mengikuti pelatihan komprehensif yang meliputi mindset kewirausahaan, perhitungan harga pokok produksi.

Kemudian alternatif permodalan, penyusunan proposal bisnis, diferensiasi produk dan digitalisasi pembayaran. 

“Hasil yang terukur terlihat dari belasan atau sekitar 35 persen tenant di Rest Area 215B Tol Terpeka yang telah mengadopsi sistem pembayaran digital QRIS, transfer bank dan BRILink. Atas transformasi pasca pelatihan ini, belasan tenant UMKM tersebut mengalami peningkatan pendapatan 10 hingga 20 persen,” ungkap Adjib.

Selain itu, menghadapi era ekonomi digital, Hutama Karya mengembangkan strategi digitalisasi bertahap dengan target utama implementasi aplikasi Point of Sale (POS).

Aplikasi tersebut untuk memudahkan pencatatan keuangan dan penyusunan laporan usaha. 

“Kami menyadari tantangan digitalisasi bagi UMKM mikro, terutama terkait biaya operasional. Karena itu, pendampingan dilakukan secara bertahap dengan alternatif seperti BRILink sebagai langkah awal,” kata Adjib menuturkan.

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved