Warga Lubuklinggau Mandi di Kantor PDAM
Viral Kesal Air Tak Ngalir, Warga Lubuklinggau Ramai-ramai Mandi Hingga Mencuci di Kantor PDAM
Pasalnya, kondisi Air yang tak mengalir membuat warga kesal dan melakukan aktifitas mandi hingga mencuci di kantor PDAM secara langsung.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Slamet Teguh
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- Warga mendatangi langsung kantor Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bukit Sulap (PDAM- TBS) di kelurahan Watas Lubuk Durian untuk mengambil air.
Pasalnya, kondisi Air yang tak mengalir membuat warga kesal dan melakukan aktifitas mandi hingga mencuci di kantor PDAM secara langsung.
Mat salah satu warga mengatakan sangat kesal dengan kondisi air PDAM yang sering tidak mengalir ke rumah warga.
“Kami warga antre ambil air minum dari kantor PDAM langsung. Karena kami krisis air bersih, ini lah keadaannya sekarang,” keluhnya pada wartawan di Lubuklinggau, Minggu (3/8/2025).
Warga Watas Kelurahan Lubuk Durian kecamatan Lubuk linggau Barat 1 ini mengungkapkan sangat tidak puas dengan kinerja PDAM yang kebanyakan mati dari pada hidup.
Diperparah setiap air hidup kondisi airnya sangat keruh, sehingga membuat air tidak layak dikonsumsi baik untuk mandi maupun mencuci pakaian.
“Itu air kadang tidak layak untuk diminum karena keruh, karena air itu langsung dari kasie. Air bersih cuma untuk mengisi tanki,” ungkapnya.
Baca juga: Warga di Lubuklinggau Resah, Marak Pencurian Meteran PDAM Tirta Bukit Sulap, 30an Rumah Jadi Korban
Baca juga: 4 Bulan Pegawai PDAM Tirta Bukit Sulap Belum Gajian, Dirut Sebut Imbas Banyak Pelanggan Nunggak
Sebelumnya dalam beberapa kesempatan, Kepala PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau, Hadi Purwanto mengatakan berkurangnya produksi air dikarenakan sumber air baku semua menyusut akibat kemarau.
"Karena sumber air baku baik Sungai Kelingi, Sungai Kasie dan Sungai Apor mengalami pendangkalan," kata Hadi pada wartawan belum lama ini.
Bahkan dikhawatirkan Hadi apabila debit air semakin mengecil PDAM Tirta Bukit Sulap terancam akan stop operasi.
"Bila kondisi kemarau terus menyebabkan air sungai alami pendangkalan, maka pompa tidak dapat menyedot air lagi dari sumber baku air. Karena sumber air baku tidak masuk,” katanya.
Namun, Hadi mengungkapkan untuk kondisi saat ini kondisinya masih stabil. Setiap minggu pihaknya terus monitor lapangan dan melakukan pengecekan.
“Kalau selagi tidak ada hujan, terus menyusut. Tapi alhamdulillah masih bisa kita bagi-bagi untuk sekarang kan keluhan sedikit. Sehari kita produksinya besar, kalau biasa 250 liter perdetik," ujarnya.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.