PPG

Anda Telah Mengetahui Bahwa Penting Bagi Guru untuk Menjadi Teladan, Jawaban Cerita Reflektif PSE

Mari mencoba membuat rencana pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran Sosial Emosional, berbasis Empathy, Mindfulness, Compassion, Critical Inquiry

Editor: Abu Hurairah
ppg.kemdikbud.go.id
PPG GURU TERTENTU 2025 - Ilustrasi jawaban soal Cerita Reflektif PPG Guru Tertentu 2025. Anda Telah Mengetahui Bahwa Penting Bagi Guru untuk Menjadi Teladan, Jawaban Cerita Reflektif PSE 

TRIBUNSUMSEL.COM - Contoh jawaban dari soal 'Anda telah mengetahui bahwa penting bagi Guru untuk menjadi teladan. Mari mencoba membuat rencana pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran Sosial Emosional, yang berbasis Empathy, Mindfulness, Compassion, Critical Inquiry!'

Soal di atas merupakan bagian dari materi pembelajaran Modul 2 PSE PPG 2025 yang berfokus pada Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional dalam konteks Guru sebagai teladan.

Berikut contoh soal Cerita Reflektif Modul 2 PSE selengkapnya:

Cerita Reflektif

Anda telah mengetahui bahwa penting bagi Guru untuk menjadi teladan. Mari mencoba membuat rencana pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran Sosial Emosional, yang berbasis Empathy, Mindfulness, Compassion, Critical Inquiry!

Contoh Kunci Jawaban

Sebagai seorang guru Pendidikan Pancasila, saya menyadari bahwa menjadi teladan bukan sekedar berbicara tentang nilai-nilai, tetapi menunjukkan bagaimana nilai itu diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari. 

Saya mulai mengubah pendekatan saya di kelas, tidak hanya menyampaikan materi secara kognitil, tetapi juga menghadirkan nilai nilai empati, perhatian penuh (mindfulness), kasih sayang (compession), dan berpikir kritis (critical inquiry) dalam proses belajar.

Suatu hari, saya menghadapi situasi dimana ada seorang murid yang terus menunjukkan sikap acuh dalam diskusi kelas. Alih-alin langsung menegurnya, saya mencoba mendekatinya secara pribadi menanyakan kabarnya, dan mendengarkan keluhannya tanpa menghakimi.

Ternyata dia sedang menghadapi masalah keluarga yang cukup berat. Saat itu saya sadar, inilah kesempatan saya menerapkan compassion dan mindfulness dalam praktek.

Saya kemudian menyusun rencana pembelajaran yang memungkinkan seluruh murid mengembangkan empati can berpikir kritis melalui topik
"Menerapkan Nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Sehari-hari".

Kami memulai kelas dengan refleksi singkat tentang perasaan masing-masing, lalu menyaksikan sebuan video dokumenter mengenai anak-anak korban bencana. 

Diskusi kelompok dilakukan untuk mengkritisi bagaimana negara dan masyarakat dapat berperan aktif dalam menciptakan keadilan sosial.

Murid-murid saya bukan hanya belajar tentang sila kedua Pancasila, tapi mereka juga belajar merasa, memahami, dan bertindak dengan hati nurani. 

Beberapa bahkan menulis surat dukungan untuk anak-anak yang terkena dampak bencana, bentuk kecil namun tulus dari empati yang tumbuh.

Melalui pengalam ini, saya belajar bahwa menjadi teladan berarti menghidupkan nilai-nilai yang saya ajarkan, menjadi pribadi yang mendengar, memahami dan membimbing bukan hanya dari kepala, tetapi juga dari hati.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved