Berita OKU Timur
Warga Perjaya OKU Timur Gotong Royong Tambal Jalan Rusak dengan Pecahan Genteng, Akses Lebih Baik
Mereka bergotong royong memperbaiki jalan rusak sepanjang sekitar 500 meter yang menghubungkan Desa Perjaya hingga perbatasan Perjaya Barat.
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA – Di tengah keterbatasan dan minimnya perhatian pemerintah, warga RT 6 Dusun II, Desa Perjaya, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur menunjukkan semangat kolektif yang tak lekang oleh waktu.
Mereka bergotong royong memperbaiki jalan rusak sepanjang sekitar 500 meter yang menghubungkan Desa Perjaya hingga perbatasan Perjaya Barat.
Di jalan yang oleh warga dikenal sebagai Jalan Teretes itu, puluhan masyarakat turun ke lapangan.
Dengan tangan dan alat seadanya, mereka mengangkut pecahan genteng dari bak mobil, menaburkan ke lubang-lubang besar yang menganga, dan mencangkul tanah untuk menambal bagian yang tergerus.
"Biarpun cuma pakai genteng dan tanah, paling tidak jalan ini bisa dilalui lagi," ucap Edi, salah satu warga yang ikut bekerja di tengah terik matahari, Jumat (01/08/2025).
Ia menyebut, kerusakan jalan ini sudah terjadi sejak tahun 2022 dan semakin parah saat musim hujan tiba.
Air kerap menggenangi badan jalan, menutupi lubang-lubang dalam yang bisa membahayakan pengendara.
"Akibatnya, jalan yang dulunya ramai dilalui warga dan anak-anak sekolah kini sepi karena dianggap terlalu berisiko," bebernya.
Baca juga: Jalan Sekayu–Teladan Amblas Sepanjang 36 Meter, PUPR Muba Berencana Bangun Jembatan Darurat
Baca juga: Jalan Amblas di Pagar Alam, Akses Penghubung Dusun Tebing Tinggi-Meringang Lumpuh Total
Namun hari itu, suasana berbeda.
Tumpukan genteng bekas menjadi harapan.
Suara cangkul, obrolan ringan antarwarga, dan semangat kebersamaan menghidupkan kembali harapan lama: jalan yang layak untuk dilalui.
"Ini jalan penting. Kami cuma bisa bergotong royong, karena belum ada tindakan dari pemerintah," kata Roni, warga lainnya, sambil menurunkan muatan genteng dari mobil.
Ia berharap langkah kecil ini bisa menggerakkan pihak berwenang untuk turun tangan melakukan perbaikan permanen.
“Ini bentuk kepedulian kita bersama. Jangan nunggu semuanya dari pemerintah. Tapi ya, tetap kami berharap pemerintah bisa segera turun tangan. Jalan ini penting, bukan cuma buat warga, tapi juga akses anak sekolah dan kendaraan usaha tani,” ujar Roni sambil menyeka keringat di dahi.
Roni menambahkan bahwa gotong royong seperti ini adalah warisan budaya yang patut dipertahankan. Namun menurutnya, semangat warga jangan dijadikan alasan untuk abai terhadap tanggung jawab pemerintah.
Gotong royong ini bukan sekadar penambalan jalan. Ia adalah cermin kepedulian dan solidaritas warga dalam menjaga akses dan mobilitas desa mereka. Di saat bantuan belum datang, kekuatan warga menjadi jawaban.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Sejumlah Kendala Hantui Program Cetak Sawah Baru di OKU Timur, Kini Sudah Mencapai 7.591 Hektare |
![]() |
---|
Tanam Cabai di Pekarangan, Riyanto Warga Desa Suka Jaya OKU Timur Bisa Tambah Penghasilan Keluarga |
![]() |
---|
Rincian Gaji dan Tunjangan DPRD OKU Timur, Total Capai Rp 26 Juta Hingga Rp 35 Juta Perbulan |
![]() |
---|
Bawa 10 Gram Sabu, Pria Paruh Baya Pedagang Asal Pagar Alam Ditangkap di Belitang OKU Timur |
![]() |
---|
Cerita Mujiati, IRT di OKU Timur Tanam Kangkung di Rumah untuk Tambahan Penghasilan Keluarga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.