Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng
Kasus Tewasnya Diplomat Arya Daru Kian Terang, Polda Metro Jaya Libatkan 4 Ahli Dalam Gelar Perkara
Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya melakukan gelar perkara terkait kematian seorang diplomat Kementerian Luar Negeri(Kemlu) Arya Daru, libatkan ahli
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Penyelidikan polisi mulai mengungkap terang kasus kematian Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
Arya Daru sebelumnya ditemukan tewas di kamar indekos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.
Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya melakukan gelar perkara terkait kematian seorang diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39) yang ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada hari ini, Senin (28/7/2025).
Baca juga: Kejanggalan Handphone Arya Daru Hilang usai Ditemukan Tewas, Polisi : Tak Hambat Pengungkapan

Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat (Kasubbid Penmas) Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, gelar perkara akan melibatkan berbagai unsur, baik dari internal maupun eksternal, termasuk sejumlah ahli forensik.
"Untuk eksternalnya dari Kemlu, tempat korban bekerja, dan termasuk juga ada TKP rooftop itu, kemudian komponen sebagai pengawas eksternal kami, ya biar transparan, kemudian Komnas HAM," kata Reonald saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (28/7/2025).
Selain itu, gelar perkara juga akan melibatkan ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti ahli bedah, ahli digital forensik, ahli psikologi forensik, serta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Namun, Reonald belum dapat memastikan waktu pelaksanaan gelar perkara, karena masih menunggu hasil analisis dari para ahli yang terlibat.
“Tergantung penjelasan para ahli ya. Nanti kan ahli yang penyakit bagian dalam itu, nanti akan menjelaskan ada temuan apa di urin, ada temuan apa di otak, ada temuan apa di lambung,” tegas dia.
Kompolnas Hingga Ahli Sambangi Polda Metro Jaya
Komisioner Komisi Nasional Indonesia (Kompolnas) Mohammad Choirul Anam menyambangi Polda Metro Jaya pada Senin (28/7/2025).
Ia mengatakan, kedatangannya ini terkait kasus kematian ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kondisi seluruh kepala terlilit lakban kuning di kamar kosnya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
“Hari ini agendanya adalah rapat Anev, ya. Evaluasi, update, dan sebagainya ya. Kami dengar juga mungkin nanti juga ada ahli,” ujar Anam di depan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Senin.
Baca juga: Temuan Baru Isi Tas Diplomat Kemlu Arya Daru Selain Rekam Medis yang Ditinggal di Rooftop Kantor
Anam menjelaskan, kapasitan Kompolnas dalam kesempatan ini adalah mengukur penyelidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, apakah sesuai prosedur atau tidak dalam proses penanganan perkara.
Ia memastikan penyebab kematian ADP nantinya akan segera disimpulkan.
“Dalam waktu yang dekat pasti akan ada kesimpulan,” tegas dia.
Kendati demikian, pertemuan antarpihak ini tidak dilakukan secara terbuka.
“Kalau pertemuan ini tertutup, sepanjang yang saya baca di undangan ya. Yang kedua apakah nanti ada press conference atau tidak, kami enggak tahu,” ujar dia.
Ditemukan Tewas Kepala Terlilit Lakban
Diplomat muda Arya Daru ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kamar indekosnya pada Selasa (8/7/2025).
Saat ditemukan, korban dalam posisi tergeletak di atas kasur, dengan kepala terlilit lakban kuning dan tubuh tertutup selimut biru.
Pintu kamar dalam keadaan terkunci dari dalam.
Dalam olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, serta pakaian milik korban.
Kepolisian mengungkapkan tidak ada tanda-tanda kerusakan atau kehilangan barang di kosan ADP.
Polisi juga menemukan beberapa obat sakit kepala dan obat lambung, meski kaitan obat-obatan tersebut dengan penyebab kematian masih dalam pendalaman.
Hasil pemeriksaan forensik sementara menunjukkan bahwa sidik jari ADP ditemukan pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
Meski demikian, penyidik belum dapat memastikan apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh pihak lain.
Baca juga: ISI Tas Diplomat Arya Daru yang Ditinggalkannya di Lantai 12 Kantor Sebelum Tewas, Ada Rekam Medis
Sementara, Ketua Harian Kompolnas Arief Wicaksono mengungkapkan hasil penyelidikan sementara Polda Metro Jaya soal yang menjadi penyebab Arya Daru tewas mengenaskan di kosannya.
Ternyata penyebab kematian diplomat usia 39 tahun itu ada kaitannya dengan kondisi jasad Arya Daru saat ditemukan.
Belakangan diungkap pihak kepolisian bahwa sebelum dililit lakban, kepala Arya Daru ditutupi plastik.
"Korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik kemudian terlilit lakban berwarna kuning di tempat tidurnya kemudian tertutup selimut. Korban di atas tempat tidurnya ditemukan menggunakan kaos dan celana pendek," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam,
Dari temuan kepolisian itu, penyebab kematian Arya Daru telah ditemukan.
Kompolnas menyebut bahwa Arya Daru tewas karena kehabisan napas.
"Kalau disebabkan kematian adalah karena kehabisan napas, yaitu kepala korban ditutupi plastik sebelum ditutupi lakban," ungkap Arief Wicaksono dalam tayangan Kompas TV, dilansir TribunnewsBogor.com pada Jumat (25/7/2025).
Adapun terkait motif tewasnya Arya Daru, Arief enggan gamblang.
Hal itu lantaran materi soal motif kematian Arya Daru itu adalah privasi keluarga korban.
Kata Arief nantinya penyidik yang akan menyampaikan ke publik.
"Motif ini, karena menyangkut privasi daripada korban dengan keluarga, kami serahkan kepada penyidik. Karena itu menjadi ranah penyidik Polda Metro Jaya," imbuh Arief.
Polisi Berhasil Buka Ponsel Korban
Meski ponsel milik korban belum ditemukan, polisi berhasil mengungkap isi chat terakhir Arya melalui email yang tersinkronisasi di laptop pribadinya.
Temuan digital ini membuka titik terang atas kematian tragis Arya yang ditemukan tewas dengan kepala terbungkus plastik dan lakban di kamar kosnya kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Walaupun handphone hilang, tidak menghambat dalam pengungkapan dan untuk menemukan fakta apa yang terjadi. Karena ada bukti digital cyber, yang dapat mengandalkan device lain, yang kebetulan terisi, ada handphone korban, WA dan emailnya," kata Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak kepada wartawan, dilansir dari Tribunnews.com, Senin (28/7/2025).
Dia mengatakan isi chat itu didapat berdasarkan email korban yang tercantum pada perangkat elektronik lainnya yakni laptop.
Reonald mengatakan isi chat tersebut kemudian disinkronisasi dengan chat para saksi, mulai dari istri hingga rekan kerja korban.
"Iya (isi chat sudah didapatkan), melalui email yang ada di koneksi laptopnya, kemudian dikombinasikan dengan istrinya, dengan atasannya, dengan rekan kerjanya, terus yang rekan kerja yang pada saat itu sama-sama belanja di salah satu unit, salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta pusat," jelasnya.
"Terus dikombinasikan lagi dengan WA istri, WA teman, WA yang orang-orang yang sebelum beliau yang bersangkutan itu ditemukan sudah tidak bernyawa, itu handphone-nya kan semua sudah disinkronkan dengan apa yang terjadi," sambungnya.
Kemudian, polisi juga mendapatkan percakapan korban dengan sopir taksi pada malam sebelum Arya tewas saat memeriksa sopir itu.
"Bahkan juga sopir taksi itu juga, sopir taksi yang mendapatkan orderan yang untuk mengantarkan orderan itu juga sudah diambil keterangan," tuturnya.
1 Jam di Rooftop Kantor
Diketahui, Arya Daru berada di sana selama sekitar satu jam 26 menit sejak pukul 21.43 sampai 23.09.
Sebelumnya, Reonald menuturkan isi tas berupa rekam medis milik Arya.
Dia mengungkapkan rekam medis tersebut tertulis tertanggal 9 Juni 2025.
"Bahwa penyelidik menemukan rekam medis korban di salah satu rumah sakit umum di Jakarta tertanggal 9 Juni 2025," jelasnya.
"Isi lengkapnya nanti akan disampaikan pada saat rilis besar, yang pasti dari barang-barang yang ada di rooftop tersebut ada beberapa seperti pakaian, kemudian kacamata ilik korban, parfum," jelas dia.
Hal itu turut dibenarkan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, sempat mengungkap Arya memang sempat pergi ke lantai 12 gedung Kemenlu pada 7 Juli 2025 malam.
Daru saat naik ke rooftop terlihat membawa tas gendong dan tas belanja.
Namun barang-barang itu diduga ditinggalkan oleh Daru di rooftop.
"Kemudian saat turun, korban sudah tidak membawa tas gendong dan tas belanja," jelas Ade Ary lagi.
Meski berhasil menemukan tas yang ditinggalkan Daru di atas rooftop, namun polisi tidak menemukan HP korban.
Ponsel utama yang biasa dipakai Daru sehari-hari itu hilang.
Bahkan hingga saat ini, HP tersebut belum juga ditemukan.
"Memang benar salah satu dari HP korban itu belum ditemukan sampai saat ini," ungkap Reonald Simanjuntak.
Meski begitu, polisi sudah menemukan beberapa barang Daru yang lain.
"Yang ditemukan adalah HP korban yang lama dan device laptop milik korban, dan itu sudah diserahkan ke pemeriksa dari Lab Cyber Polda Metro Jaya , sudah dilakukan pemeriksaan, hasilnya sudah ada, nanti disampaikan pada saat rilis," jelas dia.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Respon Polisi Soal Misteri Kasus Kematian Arya Daru, Keluarga Sebut HP Mendiang Tiba-Tiba Aktif |
![]() |
---|
Ini Kata Kompolnas Soal Isi Amplop Misterius Diterima Keluarga usai Kematian Arya Daru, Ada 4 Simbol |
![]() |
---|
Isi Amplop Misterius Ungkap Petunjuk Baru Kematian Arya Daru Diungkap Keluarga, Ada 4 Simbol |
![]() |
---|
Keluarga Arya Daru Heran Kenapa Almarhum Panik, Minta Usut 2 Sosok yang Ditemui sebelum Meninggal |
![]() |
---|
Fakta Pilu Kematian Diplomat Arya Daru, Orang Tua Kehilangan Anak Tunggalnya, sang Ibu Idap Kanker |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.