KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam

PILU Eka Korban Selamat KMP Tunu Pratama, Peluk Jasad Ayah Berjam-jam Terapung di Laut Selat Bali

Kisah Haru datang dari remaja berusia 15 tahun bernama Eka Toniansah jadi korban selamat dari tragei tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

|
Editor: Moch Krisna
tribunjatimtimur/Aflahul Abidin
KELUARGA KORBAN: Keluarga korban KMP Tunu Pratama Jaya, Eka Toniansah dan Eko Sastrio di rumahnya di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jumat (4/7/2025). Dalam tragedi itu, Toniansah selamat, sementara Eko meninggal. 

Kesaksian Kru KMP

Seorang anak buah kapal (ABK) Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam.

Diketahui, kapal tersebut mengangkut 53 penumpang dan 12 kru. Artinya, terdapat 65 orang di dalam kapal tersebut.

Akibat kejadian tersebut 4 kru kantin kapan dikabarkan meninggal dunia.

Anak buah kapal (ABK) Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya, Richo korban yang selamat dari insiden tenggelamnya kapal penumpang tersebut di perairan Selat Bali. Richo menceritakan bahwa ia tidak menyadari awal mula insiden karena sedang beristirahat. 

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (2/7/2025) menjelang tengah malam. 

"Saya kurang paham awalnya bagaimana, karena saya istirahat. Jam 01.00 Wita harusnya saya jaga lagi. Tapi kapal mulai tenggelam sekitar jam setengah 12 Wita," tutur Richo di Jembrana, Kamis (3/7/2205).

Richo terbangun ketika kapal mulai miring dan situasi semakin tidak terkendali. 

"Saya terasa kapalnya sudah miring, langsung bangun, dan cari posisi paling tinggi. Kapal miring ke kanan, saya ke kiri supaya bisa selamat. Saat kapal mulai mau tenggelam, lampu mati total, blackout," tuturnya. 

Dalam kondisi gelap dan panik, Richo memutuskan melompat ke laut. 

Saat itu, sejumlah penumpang lainnya juga mulai terjun menyelamatkan diri. 

"Saya langsung nyebur. Orang-orang ramai. Saya arahkan mereka ke pelampung atau perahu penyelamat. Saya sendiri juga naik ke situ," katanya.

Richo menyebutkan, ada 16 orang yang berhasil menaiki perahu karet penyelamat. Namun situasi di laut sangat sulit karena ombak tinggi dan banyak dari korban yang sudah kelelahan. 

"Ombaknya keras. Orang-orang sudah nggak ada tenaga, muntah-muntah, banyak yang minum air laut. Mau dayung juga nggak kuat. Kami cuma bisa menunggu pertolongan," ujarnya.

Hingga pagi hari, belum ada bantuan yang datang. Mereka akhirnya diselamatkan oleh perahu nelayan yang kebetulan melintas dan menarik perahu karet tersebut ke tepi. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved