Mata Lokad Desa

Mengenal Kerajinan Tangan Tanaman Purun, Ditekuni Emak-emak di Desa Lebuh Rarak OKI

Dikatakan selembar tikar purun ukuran 1,5 meter x 1 meter, selesai dikerjakan dalam kurang lebih sekitar 2 jam. 

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Sri Hidayatun
winando/tribunsumsel.com
Tradisi turun-temurun, emak-emak di Desa Lebuh Rarak tampak tanpa henti merajut anyaman tamanan purun sembari duduk santai di teras rumahnya. 

Dikatakan untuk proses pembuatan tikar cukup panjang mulai dari mengambil purun dari lahan gambut atau rawa, dengan cara dicabut dan di bidas atau diikat.

"Setelah diambil lalu diikat jadi ikatan bidas (bulat) dan dikirim melalui sungai kecil ke desa-desa di Pedamaran, pakai  perahu ketek yang menarik bidas-bidas itu dengan cara dihanyutkan," jelasnya.

Prosesnya, purun dikeringkan selama 2 hari dan kemudian dipipihkan dengan cara ditumbuk sekitar 3 jam dengan kayu antan (alat penumbuk) sampai purun menjadi halus agar mudah dianyam.

Selanjutnya untuk tikar yang miliki motif, pembuatan sesuai warna dan teknik anyaman. Terdapat teknik khusus untuk memperoleh dari warna tekstil.

"Purun direbus kedalam panci berisi air yang sudah dicampur pewarna tambahan seperti hijau, merah atau kuning, atau biru kemudian dijemur dan terakhir baru bisa dianyam," tutupnya.

Baca berita lainnya di google news

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved