Berita Viral

Pemilik Sekolah Elite Al Kareem Islamic di Bekasi Nunggak Cicilan 3 Tahun, 8 Unit AC Ditarik Leasing

Pemilik yayasan Al Kareem Islamic School memiliki tunggakan angsuran Rp15 juta sejak 2022, yang artinya sudah 3 tahun, kini fasilitas ditarik leasing

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Warta Kota/Arie Puji Waluyo/KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA/
YAYASAN AL KAREEM SCHOOL NUNGGAK- (kiri) suasana para wali murid datangi Al Kareem Islamic School. (kanan) Fasilitas AC di sekolah bodong yang sudah disegel Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, yakni Al Kareem Islamic School, Kecamatan Bekasi Utara, disita leasing, Selasa (24/6/2025). Pemilik yayasan Al Kareem Islamic School memiliki tunggakan angsuran Rp15 juta sejak 2022, yang artinya sudah 3 tahun, kini fasilitas ditarik leasing 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Polemik sekolah Al Kareem Islamic School yang disegel lantaran dinyatakan Bodong oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi, pada Selasa (17/6/2025) terus menguak fakta baru.

Baru-baru ini, pemilik yayasan Al Kareem Islamic School memiliki tunggakan angsuran Rp15 juta sejak 2022, yang artinya sudah 3 tahun.

Imbasnya, sebanyak delapan unit air conditioner (AC) atau pendingin ruangan di Al Kareem Islamic School, Kota Bekasi, ditarik oleh pihak finance, Solusi Mandiri Global, pada Selasa (24/6/2025) malam.

Baca juga: Pengakuan Yayasan Al Kareem Islamic School Setelah Sekolah Disegel, Sebut Ada Kesalahan

SEKOLAH ELITE BODONG- Sekolah swasta elite Al Kareem Islamic School di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, ternyata bodong. Kini disegel atau diberhentikan beroperasi pada Selasa (17/6/2025).
SEKOLAH ELITE BODONG- Sekolah swasta elite Al Kareem Islamic School di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, ternyata bodong. Kini disegel atau diberhentikan beroperasi pada Selasa (17/6/2025). (Wartakotalive.com/ Rendy Rutama)

"Kami copot atau sita delapan AC karena cicilannya sudah nunggak selama tiga tahun, kami finance, tempat pembiayaan kredit elektronik," kata Irwan, Rabu (25/6/2025).

Kontrak ini terhitung sejak Juli 2022 dengan metode pembayaran dilakukan secara menyicil sebesar Rp 5 juta per bulan.

Dalam perjalanannya, pihak sekolah ternyata gagal membayar cicilan sehingga pihak finance terpaksa menarik unitnya setelah merugi hingga belasan juta rupiah.

"Kerugiannya Rp 15 juta," ujar Irwan.

Pihaknya mengaku sudah menagih pemilik yayasan.

Namun hanya diberikan janji saja dan bukan realisasi.

Alasan pihak sekolah pada saat itu karena tengah menghadapi permasalahan keuangan.

"Sudah saya tegur tapi hanya janji, ketika sudah jatuh tempo, kami datangi, janji lagi, alasannya masalah keuangan," jelasnya.

Irwan menuturkan sebelum menyita AC pada Selasa (24/6/2025) malam, pihaknya sempat bernegosiasi dengan kuasa hukum dari pemilik yayasan.

Baca juga: Pihak Al Kareem Islamic School Ngaku Salah Guru Resign Massal, Janji Balikkan Uang Wali Murid & Guru

Namun negosiasi itu tetap berujung dengan putusan penyitaan AC.

"Kami sudah negosiasi dengan pengacaranya langsung, awalnya beliau (Pemilik Yayasan) yang akan bertanggungjawab, tapi kami hanya menarik AC saja intinya," tuturnya.

Irwan mengaku kecewa lantaran gagalnya pembayaran pembelian AC membuat penghasilan karyawan terhambat.

"Kecewa karena menghambat penghasilan kita sebagai karyawan di perusahaan," imbuh dia.

Sebelumnya diberitakan, Al Kareem Islamic School dinyatakan bodong karena menggelar kegiatan tak sesuai prosedur.

Sejumlah wali murid mulai menaruh kecurigaan ketika penerapan kurikulum ala Cambrigde yang dijanjikan ternyata tak terealisasi.

Selain kurikulum, puluhan wali murid juga mengeluhkan penerapan metode pembelajaran yang tak sesuai standar seperti pada mata pelajaran bahasa Inggris dan agama.

Dinas Pendidikan Kota Bekasi pun menyegel sekolah mewah tersebut pada Selasa (18/5/2025).

Penyegelan dilakukan lantaran sekolah tersebut terindikasi bodong setelah pengelola tak menyetorkan nomor induk siswa nasional (NISN) ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Selain itu, pengelola juga terbukti tak merealisasikan iming-iming kegiatan belajar mengajar (KBM) berbasis kurikulum Cambrigde.

Siswa Jadi Susah Baca

Salah satunya terkait kondisi para siswanya terbilang miris lantaran kesulitan baca dan mengaji.

Padahal Al Kareem Islamic School gembar-gembor terkait penerapan kurikulum Cambridge jadi pengikat.

Hal tersebut membuat para orang tua siswa kesal bukan main pasalnya sudah membayar mahal untuk pendidikan buah hati mereka.

Pasangan suami istri (pasutri) Ashraf dan Riyanti misalnya telah menyekolahkan ketiga anaknya hingga mengeluarkan uang ratusan juta.

Ketiga anak mereka awalnya diterapkan sistem pembelajaran yang ditawarkan sekolah bodong Al Kareem Islamic School dengana konsep 'Cambridge Curriculum and Islamic International School'.

Satu anak duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar (SD), sementara dua lainnya di jenjang PAUD. 

Mereka mengaku tidak menaruh kecurigaan terhadap sekolah tersebut.

Segalanya terlihat profesional mulai dari keberadaan gedung sekolah, media sosial yang aktif, hingga janji kurikulum internasional.

Namun di balik itu semua, kenyataannya tersimpan fakta pahit, sebab sekolah tersebut tidak memiliki izin operasional untuk jenjang tertentu.

“Anak saya udah satu tahun sekolah, tapi enggak dapat nomor induk siswa,” kata Riyanti diamini Ashraf saat ditemui di kawasan Bekasi Utara, Kamis (19/6/2025).

Riyanti menjelaskan kecurigaan muncul ketika suaminya menyadari anak-anaknya tidak pernah menerima buku pelajaran.

Ditambah lagi, ia dan seluruh wali murid menemukan fakta kalau sekolah tersebut tidak memiliki legalitas untuk menyelenggarakan pendidikan dasar. 

Baca juga: Iming-iming Sekolah Elite di Bekasi Janjikan Kurikulum Cambridge Ternyata Bodong, Wali Murid Ditipu

Selain itu semua murid Al Kareem Islamic School tidak didaftarkan pihak sekolah untuk mendapatkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), 

“Anak saya jadi susah baca. Ngaji juga salah-salah. Harusnya kalau bayar mahal, ada pelatihan guru dong. Tapi gurunya malah sering gonta-ganti,” jelas Riyanti dengan nada kecewa.

Riyanti menuturkan hal terberat yang dialaminya adalah ketika putrinya harus mengulang pembelajaran kelas 1.

"Saya bilang ke dia (anak) ‘Kamu harus belajar dari awal lagi.’ Dia nangis dan nanya, ‘Kenapa, Bu?’ Saya tidak bisa jawab,” tuturnya.

Kini, Ashraf dan Riyanti terpaksa harus merelakan uangnya mencapai Rp150 juta untuk sekolah tersebut.

"Total uang yang sudah kami bayarkan lebih dari Rp 150 juta. Biaya sebesar itu karena anak saya tiga-tiganya sekolah di tempat itu. Biaya SD jauh lebih mahal dibanding PAUD,”. katanya.

Kini Riyanti berharap sekolah bertaraf elite itu tidak cukup diberikan saksi disegel oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melalui Dinas Pendidikan (Disdik).

“Kalau sekolahnya aja yang ditutup, berarti baru produknya. Tapi kami ingin pelakunya harus ikut ditindak juga. Kalau dibiarkan, bisa muncul lagi dengan nama lain,” tegasnya.

Peserta didik tak terdaftar 

Sementara itu, Sekretaris Disdik Kota Bekasi Warsim Suryana membenarkan sekolah tersebut terindikasi bodong karena menggelar KBM tak sesuai prosedur.

"Iya bisa kami nyatakan itu sekolah bodong," kata Warsim. 

Warsim menjelaskan bahwa sekolah tersebut dikategorikan bodong karena tak mendaftarkan nomor induk siswa nasional (NISN) ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik). 

Selain itu, kegiatan pembelajaran yang diterapkan juga tak sesuai dengan kurikulum yang dijanjikan.

"Di mana sekolah tersebut sebelumnya menjanjikan kurikulum berbasis Cambrigde, nyatanya tidak," ungkap dia. 

Atas dasar tersebut, pihaknya pun menyegel sekolah agar tidak menerima siswa baru dan menggelar KBM.

Yayasan Janji Tanggung Jawab

Sementara, pihak Al Kareem Islamic School berjanji akan bertanggung jawab dengan menjual seluruh aset sekolah untuk mengganti kerugian yang dialami seluruh wali murid. 

"Untuk kerugian yang dirasakan dan dialami oleh orangtua murid itu semua, yayasan akan menjual aset semuanya," kata kuasa hukum Yayasan Al Kareem Islamic School, Mario Wilson Alexander saat dikonfirmasi, Rabu (18/6/2025). 

Selain mengganti kerugian wali murid, penjual aset tersebut juga untuk melunasi gaji guru yang sempat menunggak.

"Semuanya dibayarkan karena ijazahnya yang kemarin ditahan sudah dikembalikan semua, jadi clear ijazah ditahan tidak ada," ujar dia. 

Mario juga mengungkapkan, masalah keuangan menjadi penyebab timbulnya dinamika di internal Al Kareem Islamic School

Hanya saja, Mario tak bisa menjelaskan secara rinci persoalan keuangan yang dimaksud.

"(Penyebabnya) keuangan, karena memang ada sesuatu hal yang bisa diekspos dan ada yang enggak," ungkap Mario. 

Bantu carikan sekolah Pihak yayasan juga berjanji akan mencarikan peserta didik yang naik dari jenjang TK ke SD dengan dibantu dari Disdik Kota Bekasi. 

Mengingat, para peserta didik tersebut sebelumnya tak didaftarkan ke Dapodik. 

"Yayasan akan mengikuti arahan selanjutnya dari dinas pendidikan," imbuh dia.

Guru Ngaku Diperlakukan Seperti ART

Seorang guru, Salsabila Syafwani, mengatakan, cara-cara kepala yayasan yang juga kepala sekolah memperlakukan para guru seperti asisten rumah tangga (ART) membuat ia bersama rekan guru lainnya menjadi resah.

"Kami kan dikontrak sebagai staf pendidik, tapi terkadang kami tuh diberikan jobdesk di luar tugas kami sebagai guru, jadi kadang masalahnya di situ aja sih," kata Salsabila saat diwawancara Senin (16/6/2025).

Anisa Dwi Zahra, guru lainnya, menjelaskan, dia bersama guru-guru lainnya diperlakukan mirip pembantu rumah tangga.

"Saya pernah disuruh belanja kebutuhan rumah tangga, nganter jemput anak beliau. Jadi banyak job desk yang tidak sesuai dengan tugas kami, jadi kita tuh disuruh jalani job desk kayak ART-nya mereka," jelas Anisa, Senin (16/6/2025).

Bahkan kata Anisa, dirinya sempat diminta membeli ayam goreng untuk anak pemilik yayasan dan lokasinya pun cukup jauh.

"Saya pernah disuruh membeli ayam goreng jauh-jauh ke Jatiasih, padahal ayam goreng di sekitar sini (Bekasi Utara) kan juga ada, Saya sudah komplain, kenapa beli jauh-jauh, terus dari pihak yayasan tidak tahu alasannya apa, akhirnya ya saya jalanin aja," tuturnya.

Meskipun kerap diberikan uang tambahan, namun Anisa tetap keberatan dengan perlakuan kepala yayasan tersebut.

"Dapat uang bensin, tapi keberatan karena jauh sih, jarak dari sini ke tempat ayamnya itu kan lumayan jauh," ucapnya dengan wajah cemberut.

Tenaga pelajar lainnya, Raihan Tri Wahyudi, menegaskan setiap hari sebelum bekerja, ia selalu diminta ke rumah pemilik yayasan terlebih dahulu untuk mengantar anaknya sekolah.

"Setiap hari sebelum bekerja, harus ke rumah beliau (pemilik yayasan) untuk mengantar anak-anaknya berangkat sekolah," ucapnya.

Raihan mengatakan dirinya berat hati menolak permintaan pemilik yayasan karena menyadari dirinya berstatus karyawan.

"Untuk biaya tambahan saya cuma dapat gaji selama kerja di kantor sebagai staff education tapi saya bekerja kebanyakan di rumah beliau (pemilik yayasan) mengantar anak-anaknya ke sekolah, ke tempat les, dan belanja itu saya," tutur Raihan.

Kompak Resign Massal

Salsabila menjelaskan resign massal yang dilakukan tujuh orang guru itu dibuktikan dengan lembaran kertas yang ditandatangani di atas materak oleh seluruh guru dan kepala yayasan sekaligus diduga menjabat kepala sekolah.

Usai resign massal itu dilakukan, pihak guru mengaku sudah tidak berkomunikasi sedikitpun dengan kepala yayasan

"Sejujurnya dari per Juni itu kami sudah lost contact, tepatnya 13 Juni itu lost contact dalam artinya memang tidak mau komunikasi saja," jelasnya. 

Salsabila menuturkan informasi resign massal pihaknya rupanya tidak diberitahu oleh kepala yayasan kepada seluruh orangtua murid.

Bahkan pihak guru tidak lagi bisa atau diperkenankan berkomunikasi oleh kepala yayasan kepada orangtua murid melalui akun email sekolah yang sebelumnya kerap difungsikan untuk wadah komunikasnya.

Mengingat akun email sekolah tersebut sudah diganti password, dan para guru tidak mengetahuinya.

"Kami juga sudah kehilangan akses untuk memberitahukan informasi kepada parents (orangtua murid), jadi kami tidak tahu-menahu lagi untuk memberitahukan hal tertentu kepada parents," tuturnya.

(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved