Berita Palembang
Kampung Gerabah Palembang, Bertahan di Tengah Gempuran Modernisasi Untuk Menjaga Api Warisan
Di bangsal produksi gerabah di belakang rumah mereka, Dede menuturkan kisah pasang surut usaha yang mereka geluti.
Penulis: Syahrul Hidayat | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG – Di tengah hiruk pikuk modernisasi, sebuah tradisi kuno masih bernapas di Kampung Gerabah, Jalan Takwa, Lorong Keramik RT 11 Kelurahan Sungai Selincah, Kecamatan Kalidoni, Palembang.
Sejak era 1980-an, puluhan perajin gerabah, yang mayoritas merupakan perantau dari Jawa Barat, telah mengukir jejak di tanah Palembang ini, membentuk sebuah sentra produksi gerabah yang unik.
Salah satu keluarga yang setia menjaga warisan ini adalah Yoyok (62) dan sang istri serta Dede Sarimana (56).
Di bangsal produksi gerabah di belakang rumah mereka, Dede menuturkan kisah pasang surut usaha yang mereka geluti.
"Dulu sebelum pandemi COVID-19, kami bisa meraup Rp7 jutaan per bulan. Sekarang, paling hanya sampai Rp3 jutaan," ujarnya ketika dikunjungi beberapa waktu yang lalu.
Meski demikian, semangat mereka tak luntur.
Produksi terus berjalan, diiringi keyakinan bahwa rezeki diatur oleh Sang Pencipta.
Berbagai bentuk gerabah lahir dari tangan terampil mereka, mulai dari celengan gerabah aneka rupa (ayam, kucing, anjing, stroberi, Doraemon, ikan), tempat tembuni bayi, tempat kremasi mayat (banyak dipesan oleh kamar jenazah RS Charitas), hingga kendi gantung yang menjadi simbol bangun bubungan rumah.
Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari Rp7.000 hingga Rp50.000.
Generasi penerus pun mulai menunjukkan bakatnya.
Angga (23) dan Fitri (20), kedua anak Yoyok dan Dede, telah mahir membuat gerabah.
"Angga sudah bisa bikin sejak SD. Kalau mau manggang, kami juga dibantu anak saya yang perempuan, jadi anak-anak kami sudah bisa produksi gerabah," kata Dede bangga.
Fitri, khususnya, membantu sang ayah menyusun gerabah yang sudah jadi jika akan dibakar.
Proses pembuatan gerabah di sini masih mengandalkan cara tradisional.
Tanah liat yang didapat dari Desa Gasing dibersihkan dari kerikil, lumpur, dan rumput, lalu diinjak-injak agar rata.
Yoyok memiliki teknik unik dalam membuat kendi gantung.
Ia menggunakan cetakan sehingga tangkainya langsung jadi.
Berbeda dengan perajin lain yang harus memasang tangkai secara terpisah.
Setelah dicetak, gerabah dijemur, dirapikan, dijemur kembali, dan dibakar. Pembakaran dilakukan tidak setiap hari, melainkan bisa sebulan sekali, dengan kapasitas hingga 350 gerabah sekali bakar.
Saat ini, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perajin adalah sepinya pembeli, yang disinyalir karena menurunnya daya beli konsumen dan persaingan ketat dengan perajin dari daerah lain, terutama dengan maraknya celengan plastik yang lebih digemari.
Padahal, celengan gerabah memiliki keunikan tersendiri, bahkan ada celengan mini berbentuk kucing atau ayam yang dijual seharga Rp 4.000 per buah dan kerap dipesan untuk souvenir pernikahan.
Harapan besarpun disematkan para perajin.
Mereka sangat mendambakan bantuan alat molen untuk mengolah tanah liat agar tidak perlu lagi diinjak-injak secara manual.
Baca juga: Takut, Warga Desa Taja Raya II Banyuasin Serahkan Senapan Rakitan Miliknya ke Polisi
Baca juga: 2 Desa di OKU Timur Sukses Budidaya Ikan Patin, Produksi Tembus 43 Ton Tahun 2024 Tertinggi Nasional
Sementara itu, Efriyani, Ketua RT 11 Kampung Gerabah, Lorong Keramik, Kelurahan Sei Selincah, mengungkapkan bahwa kehadiran perajin gerabah telah mengubah wajah kampung ini secara signifikan.
"Dulu keramat karena kalau malam gelap tidak ada penerangan, kini sudah maju berkat jadi Kampung Gerabah," tuturnya.
Dari awalnya lebih dari sepuluh perajin, kini tersisa enam perajin yang masih aktif, dengan keahlian khusus yang diwariskan turun-temurun.
Meskipun menghadapi kelangkaan bahan baku yang sulit dan jauh dari Desa Gasing Banyuasin, jangkauan pemasaran gerabah dari kampung ini sudah meluas hingga Pulau Bangka, Jambi, dan berbagai daerah di Sumatra Selatan.
Berkat promosi di media sosial, Kampung Gerabah semakin dikenal, bahkan pernah meraih juara satu lomba kampung kreatif se-Kota Palembang.
Berbagai bantuan telah diterima, mulai dari wifi gratis dari Walikota Palembang H. Ratu Dewa hingga program CSR dari PT Pusri.
"Kurangnya minat dan sedikitnya generasi penerus salah satu sebab berkurangnya perajin gerabah ini. Kalau perajin gerabah Yoyok anaknya yang bernama Angga sudah mahir buat gerabah, karena sejak SD dia suka ikut bantu orangtuanya produksi gerabah," ungkap ibu RT yang menjabat sejak 2013 ini.
Para perajin di Kampung Gerabah memiliki spesialisasi produksi yang berbeda, namun mereka saling melengkapi untuk memenuhi permintaan konsumen.
Contohnya, perajin Suwardi fokus pada tempat kremasi, sementara Yoyok dikenal dengan celengannya.
Meski demikian, Efriyani juga menyampaikan harapan agar pemerintah dapat memberikan dukungan berupa pelatihan pembuatan cetakan yang lebih bervariasi dan tidak monoton, serta pelatihan pengecatan dengan warna-warna trendi.
"Belum bisa bentuk-bentuk lain seperti boneka, cat warna monoton kuning merah. Kalau bisa lebih variasi warnanya," harapnya, sembari berharap ada pelatihan khusus bagi remaja agar generasi penerus semakin banyak.
Meskipun konsumen berkurang, para perajin di Kampung Gerabah tetap berproduksi, terus mengukir harapan di setiap sentuhan tanah liat. Mereka adalah penjaga api warisan yang berjuang untuk tetap relevan di tengah gempuran zaman.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
| Herman Deru Lantik 1.305 PPPK, Pemprov Sumsel Kini Punya 12.477 PPPK, Masih 6.009 Belum Diangkat |
|
|---|
| Reaksi DPRD Sumsel Soal Dugaan Dana Rp 2,1 T Pemprov Mengendap di Bank Sumsel Babel |
|
|---|
| Curi Motor yang Kuncinya Tergantung, Pria di Palembang Kini Ditangkap Polisi, Ngaku Khilaf |
|
|---|
| Herman Deru Bantah Endapkan Dana Rp 2,1 Triliun di Bank Sumsel Babel, Ngaku Justru Kekurangan Uang |
|
|---|
| KABAR DUKA, Eks Anggota DPRD Sumsel Abdurrahman Fikri Meninggal Dunia di Usia 75 Tahun |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.