Berita Viral

Dedi Mulyadi Menangis, Curhat Ayah MMH Tak Mampu Sekolahkan Anak : Beli Seragam Tak Ada Uang

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dibuat terenyuh dengan kisah MMH (17), seorang  siswi asal Cirebon, Jawa Barat, putus sekolah karena tak ada biaya

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Moch Krisna
Youtube Kompas TV/Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
(kiri) Bupati Cirebon, Imron Rosyadi. Imron secara langsung menjenguk MM di Rumah Sakit Daerah (RSD) SISWA TAK MAMPU BUAT KDM NANGIS- Gunung Jati, Kota Cirebon, Selasa (10/6/2025). (kanan) Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dibuat terenyuh dengan kisah MMH (17), seorang  siswi asal Cirebon, Jawa Barat, putus sekolah karena tak ada biaya hingga nekat menenggak pembersih lantai. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dibuat terenyuh dengan kondisi MMH (17), seorang  siswi asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat,nekat meminum cairan pembersih lantai karena tak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMA.

Padahal, MMH dikenal sebagai santri berprestasi di salah satu pondok pesantren di Kota Cirebon.

Saat ini, MMH masih dirawat di rumah sakit setelah sempat dirawat intensif di ruang ICU.

Baca juga: Kisah MMH, Siswi Berprestasi Minum Pembersih Lantai Gegara Putus Sekolah, KDM Angkat Anak Asuh

SISWA BERPRESTASI TAK MAMPU- Ketua LBH Bapeksi Kota Cirebon, Ahmad Faozan menjenguk kondisi MMH di rumah sakit di Kota Cirebon pada Senin (9/6/2025) siang. Kisah seorang siswi berusia 17 tahun asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berinisial MMH nekat meminum cairan pembersih lantai menarik perhatian Dedi Mulyadi.
SISWA BERPRESTASI TAK MAMPU- Ketua LBH Bapeksi Kota Cirebon, Ahmad Faozan menjenguk kondisi MMH di rumah sakit di Kota Cirebon pada Senin (9/6/2025) siang. Kisah seorang siswi berusia 17 tahun asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berinisial MMH nekat meminum cairan pembersih lantai menarik perhatian Dedi Mulyadi. (KOMPAS.com/ MUHAMMAD SYAHRI ROMDHON)

Diketahui, MMH setelah lulus dari pesantren pada 2024, sempat bersekolah di SMA Negeri di Kecamatan Tengah Tani, namun terhenti akibat kendala biaya.

Dengan hidup yang serba terbatas bersama ayahnya pengangguran, ia terpaksa bekerja sebagai penjaga warung buah di Pasar Kalitanjung, Kota Cirebon dengan penghasilan Rp20 ribu sebulan.

Menurut sang ayah, MMH sempat bersekolah di kelas 1 SMAN dan berhenti pada Desember 2024.

Tahun ini, MMH ingin kembali bersekolah, namun terkendala kondisi ekonomi keluarga. 

Bahkan untuk membeli baju seragam sekolah pun, ayah MMH tak mampu hingga harus menggunakan seragam baju SMP madrasah lamanya.

"Saya sekolahkan baru satu semester di SMA Negeri Tengah Tani, mintanya sih SMA 1 cuma karena faktor biaya jadi ya (putus)," kata ayah MMH.

"Kan sekolah gak bayar pak SMA pak," timpal Dedi Mulyadi.

Ayah MMH menegaskan, meskipun sekolah negeri gratis, kebutuhan hidup tetap memerlukan biaya.

"Iya pak cuma kan beli seragam pak, beli macam-macam lah, sekolah tu pakai seragam MTs jadi emblemnya saya copotin," sambung ayah MMH.

"Jadi baju seragamnya gak kebeli?" ujar Dedi.

"Iya jadi satu semester dipaksakan terus saya minta berenti, 'nanti aja ya tahun depan', cuma karena ini sudah bulan 6 tidak ada didaftarkan," ungkapnya.

Baca juga: Permintaan Adnan Temui Dedi Mulyadi Naik Sepeda dari Brebes Belum Terwujud, Kini Dibawa ke Ponpes

Mendengar itu, Dedi Mulyadi beberapa kali mengusap wajahnya yang tampak tak kuasa menahan tangis.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved