Siswi di OKU Timur Lapor Dipukul Guru
Klarifikasi MTsN 3 OKU Timur Bantah Ada Guru Pukul Murid Gegara Tertawa, Sebut Hanya Mendisiplinkan
Perwakilan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 OKU Timur kini buka suara terkait seorang murid yang mengaku dipukul guru karena tertawa di kelas.
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Perwakilan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 OKU Timur kini buka suara terkait seorang murid yang mengaku dipukul guru karena tertawa di kelas.
Siswi berinisial MPO (13) tersebut juga mengaku dipukul teman-teman kelasnya atas perintah guru tersebut.
Insiden ini terjadi pada Sabtu, 24 Mei 2025 sekitar pukul 13.00 WIB, dan menimpa seorang siswi berinisial MPO (13), siswa kelas II di sekolah yang berlokasi di Desa Kota Negara, Kecamatan Madang Suku II, OKU Timur.
Peristiwa bermula dari sebuah kejadian sederhana seorang siswa menjatuhkan pena di kelas, dan MPO tertawa menanggapi hal tersebut.
Namun tawa yang dianggap “berlebihan dan mengejek” oleh seorang guru justru memicu rangkaian tindakan yang diduga sebagai bentuk perundungan dan intimidasi.
Menurut keterangan pihak sekolah, guru yang bersangkutan menanyakan siapa yang tertawa.
Dua siswa kemudian maju ke depan kelas dan diminta menirukan suara tawa mereka.
Salah satu siswa menurut dan diperbolehkan duduk kembali, sedangkan MPO menolak menirukan suara tersebut.
Guru pun diduga memberikan tekanan verbal dengan mengatakan bahwa jika ia tidak mengikuti perintah, maka tidak diizinkan pulang.
Meski pihak sekolah menegaskan bahwa tidak ada pemukulan dalam insiden ini, pihak keluarga korban mengaku anak mengalami trauma dan tekanan psikologis.
Saat ini, proses mediasi dan perdamaian antara pihak sekolah dan keluarga korban tengah berlangsung.
Kepala MTsN 3 OKU Timur, Komarudin, SPdI, memberikan pernyataan bahwa tindakan guru tersebut bukanlah bentuk kekerasan, melainkan cara untuk mendisiplinkan siswa.
“Tidak mungkin ada guru yang dengan sengaja mencelakakan anak didiknya. Apa yang dilakukan ini agar siswa lebih disiplin dan patuh, sesuai nilai-nilai yang ditanamkan dalam pendidikan,” ujarnya, saat dikonfirmasi Jumat (30/05/2025).
Baca juga: Gegara Tertawa, Siswi MTsN 3 Kota Negara OKU Timur Ngaku Dipukul Teman Sekelas Atas Perintah Guru
Namun, Komarudin juga mengakui perlunya refleksi atas peristiwa ini. Ia menyampaikan pentingnya bagi tenaga pendidik untuk menjaga profesionalisme dan tidak membiarkan emosi mengambil alih saat menghadapi pelanggaran ringan dari siswa.
"Guru harus bisa menanamkan disiplin dengan etika dan moral, bukan dengan kekerasan. Hukuman yang mendidik bisa berupa tugas sosial seperti membersihkan ruang kelas atau halaman sekolah,” tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.