Siswi di OKU Timur Lapor Dipukul Guru

Gegara Tertawa, Siswi MTsN 3 Kota Negara OKU Timur Ngaku Dipukul Teman Sekelas Atas Perintah Guru

Seorang siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 di Desa Kota Negara, OKU Timur mengaku dianiaya guru dan sejumlah teman kelasnya. 

TRIBUNSUMSEL.COM/CHOIRUL ROHMAN
KEKERASAN DI SEKOLAH -- MPO (13 tahun) didampingi kedua orangtuanya melaporkan tindak penganiayaan yang sudah dialaminya, Senin (26/5/2025). MPO mengaku dipukul guru dan teman sekelas atas perintah guru tersebut. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA – Seorang siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 di Desa Kota Negara, Kecamatan Madang Suku II, OKU Timur mengaku menjadi korban penganiayaan oleh guru dan sejumlah teman kelasnya. 

Korban berinisial MPO (13), murid kelas II MTs N 3 OKU Timur, mengaku dipukul oleh seorang guru berinisial MS.

Tak hanya itu, MS juga disebut memerintahkan siswa lain di dalam kelas untuk ikut memukul MPO. 

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu, 24 Mei 2025, sekitar pukul 13.00 WIB di ruang kelas.

Tidak terima anaknya menjadi korban kekerasan, sang ibu, MN (40), warga Dusun IV RT/RW 007/004 Kecamatan Madang Suku II, melaporkan kejadian tersebut ke Polres OKU Timur.

Laporan tersebut telah teregister dengan nomor LP/B/78/V/2025/SPKT Polres Ogan Komering Ulu Timur Polda Sumatera Selatan.

Baca juga: Viral Pemotor di Palembang Marah dan Tarik Tangan Polisi Lalu Lintas, Berawal Ditegur Tak Pakai Helm

Ayah korban, Bernawi (54), menjelaskan bahwa kejadian bermula saat seorang siswa menjatuhkan pena dan korban tertawa.

Guru Ms kemudian menanyakan siapa yang tertawa.

MPO dan temannya, Wd, mengakui hal itu, lalu diminta mempraktikkan ulang tawa mereka di depan kelas.

Karena menolak, korban justru mendapat pukulan di bagian mulut oleh sang guru.

Tak berhenti di situ, guru tersebut diduga menyuruh seluruh siswa lain untuk memukul MPO dan W.

“Jika tidak memukul, tidak boleh pulang,” kata Bernawi menirukan pernyataan anaknya.

Akibatnya, 11 siswa laki-laki melakukan pemukulan, sementara siswi perempuan menolak mengikuti perintah tersebut.

Setelah kejadian, korban diperbolehkan pulang. 

Dalam kondisi menangis, ia tiba di rumah yang saat itu masih kosong karena kedua orang tuanya tengah berada di sawah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved